Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Wafat, Anggapan Covid-19 Itu Keliru

Nasional | Minggu, 18 September 2022 - 19:07 WIB

Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Wafat, Anggapan Covid-19 Itu Keliru
Cendikiawan muslim dan Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia di Selangor, Malaysia. Ia mengalami batuk dan sesak napas dalam perjalanan pesawat lalu langsung dibawa ke ruang ICU khusus pasien Covid-19. (DOK DEWAN PERS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Cendikiawan muslim dan Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia di Selangor, Malaysia. Ia mengalami batuk dan sesak napas dalam perjalanan pesawat lalu langsung dibawa ke ruang ICU khusus pasien Covid-19.

Sebelumnya, laporan Antara menyebutkan bahwa Dubes RI Untuk Malaysia Hermono mengatakan almarhum dirawat di ruang ICU khusus pasien Covid-19. Sejumlah teman mengatakan almarhum mengalami batuk berkepanjangan saat di pesawat.


Menanggapi kabar ini, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan. bercermin dari kabar duka tersebut menjadi momentum pengingat bahwa Covid-19 masih jadi ancaman khususnya kepada kelompok rentan seperti komorbid dan lansia. Apalagi dengan adanya vaksinasi dan booster, kata dia, membuat jumlah kelompok rentan semakin sedikit.

“Satu hal penting sekali lagi saya mengingatkan ya, bahwa dampak dari terinfeksi Covid-19 ini serius. Terutama tetap harus diwaspadai dan tetap jadi fokus kita, perlindungan terhadap kelompok rawan. Lansia komorbid penting. Kematian mengingatkan kita jadi momentum bahwa prokes penting, vaksinasi, upaya memitigasi jadi penting,” tegas Dicky kepada JawaPos.com, Ahad (18/9/2022).

“Orang paling rawan ini semakin sedikit ya. Karena semakin besar sudah menjadi korban pada gelombang delta dan selanjutnya,” tambahnya.

Ia menegaskan anggapan bahwa Covid-19 melemah adalah suatu hal keliru. Sekalipun sudah mendapatkan booster, lansia yang mendapatkan booster pada awal-awal periode booster, tentu perlindungan melemah.

“Lansia kan awal-awal sekali dapat boosternya, kalau sudah 5 bulan lalu, perlindungan melemah,” ujarnya.

Dicky menegaskan sekalipun sudah mendapatkan vaksin dan booster, tetap saja tak bisa menjadi senjata utama dan menjamin tidak terpapar Covid-19. Maka pemakaian masker saat bertemu orang lain, memiliki aktivitas bertemu dengan banyak orang, hingga berada di transportasi tertutup sekalipun tetap penting.

“Deteksi dini menjadi penting. Dengan adanya booster, seseorang yang terpapar Covid-19 memang umumnya bisa saja tak bergejala di awal-awal, tetapi tak menutup kemungkinan bisa memburuk setelah beberapa hari. Maka tetap harus waspada sekalipun sudah vaksin dan booster,” tegas Dicky.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook