PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pelaksanaan kegiatan simulasi manasik haji mandiri bagi jemaah calon haji (JCH) akan dihentikan sementara saat Ramadan. Namun JCH diingatkan agar tetap mempelajari rangkaian ibadah haji dengan cara membaca buku serta melihat simulasi manasik melalui tayangan video.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekanbaru, Syahrul Mauludi pun meminta Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) untuk menghentikan kegiatan manasik haji mandiri di akhir pekan ini. “Selama Ramadan hanya membaca buku tentang manasik dan melihat tayangan di video,” terangnya, Kamis (16/3).
Artinya, kegiatan manasik tetap dilaksanakan, tetapi tidak dengan simulasi karena dikhawatirkan akan menguras energi JCH yang berpuasa. Di sisi lain, Kemenag Riau mengatakan, manasik tingkat kabupaten/kota paling lama dilaksanakan bulan depan atau setelah Ramadan.
Kepala Bidang (Kabid) Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau, Syahrudin mengatakan manasik wajib dilakukan usai Ramadan. Ada 11 urutan haji yang harus dipahami JCH saat berhaji nanti dan pengetahuan itu bisa didapatkan saat manasik haji.
Ke-11 urutan tersebut adalah melakukan ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, sai, mabit di Muzdalifah, dan melempar jamrah Aqabah. Selanjutnya, cukur rambut, melempar tiga jamrah, mabit di Mina, tawaf wada, dan tahalul.
Syahrudin juga menjelaskan bahwa sampai sekarang belum ada perkembangan terkair informasi soal pengumuman jadwal pelunasan biaya haji. Jemaah diminta untuk bersabar dan berdoa agar pemerintah segera merilis jadwal pelunasan haji tersebut. “Sampai sekarang masih belum ada info soal jadwal pelunasan biaya haji,” ujarnya, Kamis (16/3).
Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2023 memang sudah ditetapkan DPR bersama Kementerian Agama (Kemenag) sebulan lalu. Namun sampai saat ini, belum ada tanda-tanda dibuka pelunasan biaya haji. Sejumlah kalangan meminta pemerintah segera membuka masa pelunasan biaya haji supaya jemaah ada persiapan lebih panjang.
Desakan supaya pelunasan biaya haji segera dibuka disampaikan pengamat haji Ade Marfuddin. Dia menuturkan landasan pelunasan biaya haji adalah Keputusan Presiden (Keppres). “Menurut saya jangan lama-lama. Presiden segera terbitkan Keppres biaya haji,” katanya, Kamis (16/3).
Menurut dia semakin cepat masa pelunasan biaya haji dibuka, justru semakin baik. Sebab jemaah bisa memiliki waktu yang panjang untuk pelunasan. Berbeda ketika pelunasan dibuka belakangan, waktu pelunasan bisa jadi lebih pendek. Apalagi saat ini menjelang Ramadan kemudian lebaran. Jangan sampai uang pelunasan yang sudah disiapkan, terpakai untuk keperluan selama Ramadan dan lebaran.
Pelunasan biaya haji juga penting terkait penyiapan komponen layanan haji. Khususnya terkait dengan pemesanan tiket pesawat. Seperti diketahui biaya tiket pesawat murni diambil dari uang yang disetor jemaah. Begitupun dengan sebagian biaya sewa hotel di Makkah juga ada yang dari uang jemaah langsung atau Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih). “Ada efek domino jika pelunasan haji dibuka dalam waktu yang mepet,” tuturnya.
Ade mengungkap saat ini bahkan nama-nama definitif calon jemaah haji yang berhak berangkat haji belum diterbitkan oleh Kemenag. Akibatnya masyarakat yang secara estimasi berangkat haji tahun ini, belum adapat kepastian 100 persen. Ade juga menyoroti adanya usulan penambahan kuota haji. Dia mengatakan usulan tambahan tersebut harus disiapkan dengan matang.(ilo/wan/jpg)