PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau yang juga tim Monitoring dan Evaluasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat Dr H Mahyudin MA menyambangi jemaah Kelompok Terbang (Kloter) 2 BTH dan Kloter 4 di Hotel Meezab al Sabiq.
Dalam kunjungannya ini, hadir juga Tim Monev Pusat yang juga Rektor UIN Suska Riau Prof Dr Hairunnas Rajab. Dalam kunjungannya ini, mereka bercengkrama dengan jemaah calon haji (JCH) Riau dan menanyakan kondisi dan juga layanan selama di Makkah.
“Dalam kunjungan ini, Kakanwil juga memberikan motivasi jemaah agar selalu
bersemangat, menjaga kesehatan dan kondisi fisik agar dalam pelaksanaan puncak haji atau Armuzna nanti bisa menjalankan ibadah dengan baik,” ujar Ketua Kloter 2 BTH, Suhardi kepada Riau Pos dari Makkah, Selasa (13/6).
Dalam pertemuan tersebut Mahyudin dan Hairunnas berdialog dengan Ketua Kloter 2 BTH Suhardi dan juga Ketua Kloter 4 BTH Dendi Irawan. Ia menanyakan kondisi JCH di kloter masing-masing. ‘’Profesor Hairunnas juga bercengkrama khusus dengan para lansia,’’ ujarnya Suhardi.
Mahyudin menyebutkan, Kota Makkah Al-Mukarramah sudah mulai dipadati jemaah haji dari berbagai negara. Masjidilharam semakin padat, terutama pada waktu pelaksanaan salat berjemaah.
Dia tidak bosan-bosannya mengingatkan JCH Riau untuk menjaga kesehatan terutama fisik. Jemaah haji juga diminta menghindari terik siang hari langsung dan momen tingkat kepadatan tinggi di Masjidilharam, utamanya bersamaan dengan waktu salat berjemaah.
“Cuaca di Kota Makkah saat ini sangat panas antara 40-43 derajat celcius. Saya selalu mengingatkan kepada jemaah haji Riau untuk bersabar dan mengikuti arahan petugas kloter. Manfaatkan saja masjid atau musala yang ada di sekitaran hotel,” ujar Mahyudin.
Mahyudin juga meminta jemaah haji yang berada di luaran agar membawa APD (alat pelindung diri) selama beraktivitas. Jika tetap ingin beribadah di luar hotel dan jika ada keluhan silakan lapor segera ke petugas kesehatan yang ada.
Bagi jemaah yang ingin melaksanakan umrah wajib bisa dilaksanakan setelah subuh saat sebagian besar jemaah pulang dari Masjidilharam sekitar pukul 06.00 WAS (pagi). ‘’Cuacanya belum terlalu panas dan Masjidilharam sudah tidak padat atau jemaah sudah pulang Salat Isya dari Masjidilharam kisaran waktunya pada pukul 23.00 WAS,’’ ujarnya.
Dilaporkan, sampai Selasa (13/6) sudah 12 kloter asal Riau memasuki Kota Makkah. Sementara itu, Kloter 16 BTH diberangkatkan menuju Kota Makkah, ba’da Salat Subuh.
Indonesia Usul Empat Perbaikan Layanan Haji
Delegasi Indonesia mengikuti pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jeddah, Selasa (13/6). Pada pertemuan itu, Indonesia menyampaikan empat usulan perbaikan layanan haji. Diharapkan Pemerintah Arab Saudi bisa mewujudkannya.
Delegasi Indonesia pada pertemuan itu dikomando Konjen RI di Jeddah sekaligus Duta Besar OKI Eko Hartono. Selain itu juga diikuti Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam. Dia mengatakan dalam pertemuan itu, Konjen RI di Jeddah mengapresiasi sejumlah perbaikan layanan haji yang dijalankan pada musim haji tahun ini.
Selain itu ada beberapa usulan dari Indonesia untuk OKI pada forum itu. ’’Kami mengusulkan penambahan bandara kedatangan di Saudi, selain Jeddah dan Madinah,’’ katanya. Nasrullah mengusulkan bandara baru yang bisa digunakan adalah bandara di Thaif atau di Yanbu’.
Menurut dia penambahan bandara baru tersebut, bisa memangkas lama tinggal jemaah menjadi 30-35 hari. Seat ini masa tinggal jemaah haji adalah 40 hari. Ketika masa tinggal jemaah haji bisa dikepras, maka pembiayaan haji bisa lebih ditekan.
Usulan berikutnya adalah urusan pelaksanaan bio visa dalam proses pemvisaan jemaah. Menurut dia pada pelaksanaannya terjadi kendala perekaman sidik jari jemaah dalam proses tersebut. Sehingga berdampak pada proses visa secara keseluruhan. Indonesia mengusulkan bio visa dilakukan dengan perekaman retina mata.
Usulan yang ketiga adalah layanan fast track atau jalur cepat diperluas. Saat ini hanya diberlakukan di Bandara Soekarno Hatta saja. Indonesia mengusulkan layanan fast track diperluas di embarkasi lainnya. Lantas usulan yang keempat adalah penetapan kuota bisa dilakukan lebih awal. ’’Beberapa negara lain juga mengusulkan hal yang sama. Diantaranya penambahan fast track dan kepastian kuota lebih awal,’’ jelasnya.
Sementara itu, seiring terus berdatangan jemaah dari Madinah maupun dari tanah air, kondisi di Masjidilharam semakin padat. Aktivitas umrah wajib yang dilakoni jemaah juga semakin menantang. Tidak jarang jemaah melakukan aktivitas atau ibadah umrah wajib itu pada malam atau dini hari.
Kondisi tersebut menjadi perhatian penting bagi petuga layanan perlindungan jemaah (linjam). Kepala Seksi Linjam Daker Makkah Rizal Kani mengatakan personel linjam turun gunung melakukan pemantauan di kawasan Masjidilharam. Dia mengatakan jemaah yang berangkat umrah wajib pada malam hari, kemungkinan besar belum makan malam.
’’Kita jemput bola, kasihan mereka. Sudah tawaf dan sa’i memakan banyak tenaga,’’ tuturnya saat ditemui di terminal Syib Amir, kemarin. Jemaah yang kedapatan melakukan umrah wajib hingga dinihari, diberikan air minum dan roti untuk sekadar ganjal perut. Kemudian jika ada jemaah yang terpisah dari rombongannya, diantar sampai ke hotel.
Menurut dia umrah wajib pada malam hari lebih nyaman karena tidak panas. Jemaah yang masih kuat atau sehat, bisa membantu mengawasi jemaah lansia di rombongannya saat melakukan umrah wajib atau umrah qudum.(ilo/wan/jpg)