Perpustakaan, lanjutnya, juga bisa jadi kurator, guru, penginspirasi, penghubung agar minat baca meningkat di kalangan masyarakat. Karenanya seorang pustakawan harus bisa membuat ekosistem di perpustakaan, bukan jadi gudang menyimpan buku tetapi jadi sumber pengetahuan dan harus membuka cakrawala atas teknologi.
Sementara itu Plt Gubri H Arsyadjuliandi Rachman mengaku senang atas dicanangkannya Riau sebagai provinsi literasi. Ia meminta kepada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) sebagai pengelola Perpustakaan Soeman HS dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Riau supaya dapat terus mendorong agar anak-anak Riau lebih giat dan rajin membaca.
“Melalui pencanangan ini untuk menumbuhkan minat baca dan literasi di Riau. Jadi mari kita mulai membaca dari lingkungan terkecil,” ajak Plt Gubri.
Sementara itu Najwa Shihab yang dielu-elukan siswa dan mahasiswa dalam kunjungannya pertama kali di Pekanbaru menjadi pengalaman tersendiri baginya. Sepekan dinobatkan menjadi Duta Baca Indonesia, Riau merupakan provinsi perdana dia kampanye gemar membaca buku.
“Pertama berkunjung sebagai duta baca, tempat banyak terlahirnya para sastrawan. Luar biasa sekali Riau ini,” kata pemilik program “Mata Najwa” di salah satu tv swasta itu.
Najwa juga mengagumi kemegahan Pustaka Soeman HS, yang arsitektur bangunannya terbaik se-Asia Tenggara. Di mana informasi yang dia dapat, Soeman HS tempat banyak digelar berbagai lomba-lomba dan memiliki koleksi buku yang tak sedikit.
“Memang ini tempat yang sangat pas dan tepat untuk mulai sama-sama menumbuhkan minat baca,” sambungnya.