Praveen/Melati Catat Sejarah Besar dan Monumental

Nasional | Senin, 16 Maret 2020 - 11:59 WIB

Praveen/Melati Catat Sejarah Besar dan Monumental
SELEBRASI: Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan (kanan) dan Melati Daeva Oktavianti melakukan selebrasi setelah mengalahkan pasangan Thailand. (Oli SCARFF/AFP)

BIRMINGHAM (RIAUPOS.CO) -- Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mencapai puncak karir mereka dengan menjadi juara All England 2020. Pada final di Arena Birmingham malam Ahad (15/3) malam, Praveen/Melati mengalahkan pasangan nomor tiga dunia asal Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dalam rubber game 21-15, 17-21, 21-8.

Bagi Praveen ini adalah gelar kedua All England bersama dua pasangan berbeda. Sebelumnya, dia mendapatkan trofi juara bersama Debby Susanto pada 2016. Praveen mencatat sejarah besar dan monumental. Dia resmi menjadi pemain ganda campuran pertama dalam sejarah Indonesia yang mendapatkan All England dengan dua pasangan berbeda. Sedangkan bagi PraMel, julukan Praveen/Melati, trofi All England 2020 ini adalah gelar Super 1000 pertama mereka sepanjang karir. Juga gelar besar ketiga setelah Denmark Open 2019 dan French Open 2019. Unik, karena ketiga ajang itu berlangsung di Eropa.


 "Perasaan saya senang sekali bisa juara dengan dua partner berbeda. Dan ini tidak gampang," kata Praveen dalam wawancara di pinggir lapangan. "Ini adalah pertarungan besar. Dan kami melakukan yang terbaik," imbuh Melati.

Awal game pertama berjalan sangat seru. Kedua pasangan, pada mulanya terus melakukan penjajakan dalam permainan. Namun setelah posisi 13-13, Praveen/Melati mendapatkan momentumnya. Praveen tampil sangat tajam dalam melakukan smes. Juga sangat cerdik dalam penempatan bola. Di sisi lain, Melati tampil sangat- prima di depan. Dia sangat berani untuk bertarung. Juga amat efisien dan jarang sekali melakukan kesalahan.

Alhasil, Praveen/Melati mencetak lima angka beruntun dan memimpin dalam posisi 18-13. Setelah itu, ganda campuran yang akan menempati ranking empat dunia pekan depan ini, melaju tak tertahan untuk merebut game pertama. Pada game pertama ini, dua kali servis Praveen di-fault. Untunglah, mentalitas Praveen tidak terganggu dan terus fokus. Situasi pada game pertama, terjadi pada awal game kedua. Kedua pasangan saling mengejar angka. Namun, Praveen/Melati berhasil unggul dulu saat interval dengan posisi sangat tipis 11-10.

Setelah itu, Puavaranukroh/Taerattanachai bangkit untuk mencetak enam angka beruntun dan memimpin dalam kondisi 16-13. Pemainan Praveen sempat terganggu karena servisnya dua kali di-fault. Bahkan fault yang terakhir, terjadi dalam momen yang sangat tidak menguntungkan. Kesalahan Praveen, membuat Puavaranukroh/Taerattanachai mencapai game point dalam posisi 20-16. Walau menurun pada game kedua, Praveen/Melati bangkit dan tampil sangat gila pada game penentuan. Praveen di belakang dan Melati di depan, kompak tampil luar biasa agresif. Mereka melakukan tekanan hebat dan sangat percaya diri.

Instruksi asisten pelatih Nova Widianto agar Praveen terus konsisten menyerang Taerattanachai, lalu Melati menuntaskan serangan di depan, dijalankan dengan sempurna! Dengan formula itu, Praveen/Melati mendominasi permainan dan langsung memimpin jauh 10-2, lalu, 15-5, 18-7, dan akhirnya menang dengan skor sangat telak 21-8.

Sementara itu ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/ Kevin Sanjaya Sukamuljo gagal jadi yang terbaik setelah kalah dari pasangan Jepang Hirouki Endo/Yuta Watanabe dalam ruber game 18-21, 21-12, 19-21.(jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook