JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Di pengujung 2015 kinerja Polri masih memiliki banyak catatan. Fenomena buruknya manajemen sumber daya manusia (SDM) masih menghantui Polri. Namun, tantangan yang diprediksi paling berat adalah pergantian Kapolri. Sebab, Jenderal Badrodin Haiti akan memasuki masa pensiun pada Juli 2016.
Komisioner Kompolnas Adrianus Meliala menjelaskan bahwa SDM Polri sebenarnya sangat gemuk. Namun, jabatan di Polri sudah terbatas.
”Ini menyebabkan banyak perwira menengah yang menganggur alias tanpa jabatan,” ujarnya.
Setidaknya, saat ini ada perwira menengah berpangkat Komisaris Besar (Kombes) ada sekitar 1.300 orang. Mereka harus bersaing untuk bisa lolos sekolah pemimpin tinggi (Sespimti). Padahal, kuota untuk Sespimti hanya 250 orang.
"Akhirnya banyak sekali perwira menengah yang tidak lolos Sespimti berulang kali. Ini tentunya perlu solusi,” paparnya.
Berbeda dengan pengelolaan di TNI, bila ada perwira yang tiga kali tidak lolos sekolah, maka secara otomatis, perwira itu akan mengundurkan diri.
”Hal semacam ini perlu dicontoh. Sebab, mereka tidak ingin membebani lembaga,” ujarnya.
Di samping semua masalah klise itu, tahun depan kembali momentum yang cukup riskan bagi Polri. Sebab, akan ada pergantian Kapolri pada Juli 2016. Hal tersebut dikarenakan Jenderal Badrodin Haiti akan memasuki masa pensiun.
Perlu diketahui, pada 2015 ini pergantian Kapolri berlangsung dramatis dan panas. Komjen Budi Gunawan yang ditunjuk menggantikan Sutarman ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, Budi mengajukan gugatan praperadilan dan lolos dari hukuman. Rentetan laporan pada pimpinan KPK juga muncul.