FENOMENA KASUS PENEMBAKAN OLEH POLISI

Anton Charliyan: Polisi Stres karena Gajinya Minus

Nasional | Senin, 14 Maret 2016 - 21:25 WIB

Anton Charliyan: Polisi Stres karena Gajinya Minus

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sejumlah kasus penembakan yang dilakukan oknum anggota kepolisian mencoreng nama baik Polri. Kasus terbaru, anggota Brimob Polda Metro Jaya Brigadir Aris Candra Kuswanto menembak mati istrinya, Fitri di Bekasi akhir pekan lalu.

Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengungkapkan, pihaknya akan menjadikan insiden tersebut sebagai evaluasi. Meski begitu, ia tidak setuju dengan anggapan bahwa perlu ada perombakan dalam prosedur rekrutmen Polri.

Baca Juga :Polsek Senapelan Rangkul Tokoh Agama Sampaikan Pesan Pemilu Damai

Dia menilai, sistem penjaringan anggota Polri sudah teruji di tingkat nasional dan internasional.‎ "Sudah sesuai ketentuan, sudah diuji standarnya baik secara nasional ataupun internasional," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/3/2016).

Dijelaskannya, gangguan pada seorang anggota kepolisian adalah akibat tekanan pekerjaan. "Cuma, sepanjang perjalanannya, faktor lingkungan mempengaruhi. Seperti beban ekonomi, beban masalah, dan beban tugas," terang dia.

Anton mengatakan, beban kerja dan ekonomi adalah faktor primer yang mempengaruhi perubahan psikologis anggota. Rata-rata, lanjutnya, anggota polisi menginginkan kehidupan yang lebih sementara gaji yang didapat sangat terbatas.

"Banyak anggota polisi yang stres karena beban tugas,‎ fenomena perceraian dulu sedikit sekarang banyak. Prajurit kita banyak yang gajinya minus, sedangkan di era global banyak godaan seperti ingin seperti tetangga tapi kemampuan terbatas," ungkapnya.

Di tempat terpisah, pernyataan serupa juga dilontarkan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Brigjen Pol Arthur Tampi. Menurutnya, sistem penjaringan anggota Polri sudah sehat.

Dia menjelaskan, faktor utama yang membebani anggota ialah tuntutan kerja yang tidak dibarengi ‎dengan kesejahteraan petugas. "Bahwa banyak faktor salah satu faktor ekonomi yang memberi tekanan ke kehidupan keluarga jadi tidak nyaman," bebernya. (Mg4)

Sumber: JPNN

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook