Upayakan Tiket Pesawat Turun Pekan Ini

Nasional | Kamis, 14 Februari 2019 - 09:21 WIB

Upayakan Tiket Pesawat Turun Pekan Ini
AKSI DAMAI: Asperindo Riau menggelar aksi damai penolakan kenaikan tarif surat muatan udara (SMU) di depan gerbang Anjung Seni Raja Ali Haji , Pekanbaru, Rabu (13/2/2019). (MHD AKHWAN/RIAU POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memanggil para pembantunya membahas mahalnya harga tiket pesawat terbang, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (13/2). Hasilnya masih dilakukan kalkulasi ulang ter­hadap harga avtur yang menjadi salah satu penyebab mahalnya ongkos penerbangan domestik.

“Baru kami rapatkan. Saya sudah perintahkan untuk dihitung.

Baca Juga :Sopir Bus Dites Urine

Mana yang belum efisien mana yang bisa diefisienkan. Nanti akan segera diambil keputusan. Segera,” kata Jokowi di Istana.

Keputusan itu menurutnya akan diambil setelah menerima laporan terkait hasil kalkulasi harga avtur yang sedang dihitung. Jokowi pun tidak menjawab ketika ditanya apakah opsi yang mungkin akan ditempuh untuk menekan harga avtur.

“Wong baru saya perintah tadi untuk melihat, membuat perhitungan membuat kalkulasi. Ada opsi-opsi seperti apa, baru (nanti, red) sampaikan kepada saya,” jelasnya.

Terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai rapat yang dihadiri Menko Ekonomi Darmin Nasution, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, hingga Menteri BUMN Rini Soemarno dan jajaran, mengatakan bahwa jalan keluar untuk menurunkan harga tiket pesawat sedang dicari.

“Nanti dibahas supaya bisa dicari jalan keluar agar tarifnya lebih reasonable. Ya diusahakan pekan ini (turun harganya, red),” ucap Budi sembari mengakui diberi deadline oleh Presiden supaya harga tiket pesawat bisa turun pekan ini juga.

Namun demikian, pihaknya menggarisbawahi jika pemerintah tidak bisa mengintervensi maskapai, karena itu aksi korporasi. Sebagai regulator, pihaknya hanya mengimbau bagaimana caranya masyarakat bisa mendapatkan tiket dengan harga terjangkau, di sisi lain pelayanan penerbangan tetap optimal.

“Ini korporasi, kami tidak boleh intervensi. Biar mereka yang kalkulasi,” tegas mantan direktur utama PT Angkasa Pura II ini.

Budi menambahkan, kalaupun tetap ada kenaikan harga tiket, persentasenya diharapkan hanya 10-20 persen. Dengan demikian ongkos pesawat bisa kembali seperti tahun lalu. Sementara saat ini diketahui kenaikannya rata-rata 40 persen. Dia juga mengakui bahwa harga avtur menjadi komponen yang mempengaruhi harga tiket. Pengaruhnya terhadap cost structure antara 25-40 persen.

Asperindo Riau Gelar Aksi Simpatik

Sementara itu polemik kenaikan tarif surat muatan udara (SMU) hingga mencapai 330 persen membuat Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Wilayah Riau menggelar aksi simpatik damai di depan Purna-MTQ, Rabu (13/2).

Ketua Wilayah Asperindo Riau Yandri Sandy Lubis mengatakan, aksi simpatik ini dilakukan akibat masih tingginya tarif jasa pengiriman barang yang dilakukan oleh maskapai penerbangan melalui tarif SMU secarak sepihak, dan diikuti oleh 26 perusahaan jasa pengiriman barang di Riau.

“Dari 2018 hingga Februari 2019 ini kenaikan sudah mencapai 330 persen. Biasanya tarif pengiriman hanya sebesar Rp20 ribu per kilogramnya. Sekarang sudah mencapai Rp45 ribu hingga Rp50 ribu,” ucap Yandri.

Selain itu,  aksi simpatik penolakan kenaikan tarif SMU ini tidak hanya dilakukan di Pekanbaru, tapi juga digelar serentak di seluruh Indonesia yang telah diinstruksikan dari Asperindo Pusat.

“Ini adalah langkah kami Asperindo Riau menyampaikan suara keluhannya selama ini yang dinilai tidak mendapat respons positif. Apalagi, sebelumnya kami juga telah mengupayakan untuk duduk satu meja dengan pihak terkait serta mengirimkan surat kepada Bapak Presiden RI yang dilakukan oleh Asperindo Pusat, tapi tidak mendapatkan hasil yang diinginkan,” jelasnya.(fat/ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook