“Kementerian BUMN akan mengambil upaya hukum untuk mengungkap pembuat serta penyebar informasi menyesatkan tersebut, yang jelas dilakukan dengan tujuan untuk menyebarkan informasi yang salah dan menyesatkan kepada masyarakat,”ujarnya.
Sementara itu proyek yang diperbincangkan Rini dan Sofyan adalah proyek Land Based LNG Receiving and Regasification Terminal yang berkapasitas 500 mmscfd (kurang lebih 4 juta ton) yang berlokasi di Bojonegara, Banten.
Proyek ini dibangun untuk mengantisipasi ancaman defisit gas di Jawa bagian Barat dan adanya kesiapan lahan yang dimiliki oleh salah satu anak perusahaan Kalla Group sejak tahun 1990-an. Anak usaha Kalla Group itu bernama PT Bumi Sarana Migas (BSM). Rencana pembangunan proyek ini sejalan dengan keinginan pemerintah, agar perusahaan swasta mau berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.
Dalam keterangan resminya yang disampaikan PT Bumi Sarana Migas (BSM) November 2016 silam, proyek Terminal Regasifikasi LNG ini merupakan gagasan dari Kalla Group yang kemudian ditawarkan kerja sama kepada PT Pertamina (Persero) pada 2013. Proyek infrastruktur Terminal Regasifikasi LNG ini akan dibangun dengan tingkat keandalan yang tinggi serta kompetitif dibanding dengan Terminal yang ada di Indonesia dan di regional.
Sementara itu, munculnya nama Ari dalam percakapan Rini dan Sofyan diduga merujuk pada nama Ari Soemarno. Mantan direktur utama Pertamina itu adalah kakak kandung Rini Soemarno.
Munculnya nama Ari dalam rekaman pembicaraan telepon itu bisa jadi karena Ari memang memiliki kaitan dalam proyek tersebut. Berdasar informasi yang dihimpun, operasional terminal LNG milik PT Bumi Sarana Migas nanti akan ditangani oleh PT Nusantara Gas Services.
Nah, Ari Soemarno dikabarkan merupakan salah satu komisaris di perusahaan tersebut. Sehingga, tidak aneh jika nama Ari disebut dalam proses negosiasi pemilikan saham perusahaan tersebut.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengaku heran jika percakapan terkait proyek Terminal Regasifikasi LNG bisa sampai bocor dan diedit sedemikian rupa. Dia menguraikan bahwa proyek tersebut memang terkait dengan proyek LNG Terminal yang rencananya akan dibangun keluarga Wapres Jusuf Kalla bekerja sama dengan Mitsui dan Tokyo Gas.
“Ini kok bisa ada sadapan yg sudah diedit dan keluar dan lalu dipelintir. Kebetulan saya sedikit tahu persis ini soal share (saham) proyek LNG Terminal rencana dibangun oleh PT Bumi Sarana Migas (BSM) dengan Mitsui dan Tokyo Gas. PLN sebagai offtaker gas minta saham 15 persen, bukan hanya beli saja tetapi ingin juga punya saham. Tapi BSM dan partnernya (Tokyo Gas & Mitsui) hanya bisa menawarkan 7,5 persen,”jelasnya, kemarin.
Yusri melanjutkan, proyek receiving terminal LNG di Merak Banten oleh PT BSM dengan Pertamina telah dihentikan pada kuartal ke III tahun 2017. Karena itu, dia menilai, potongan rekaman percakapan antara Rini dan Sofyan tersebut merupakan upaya pembunuhan karakter terhadap keduanya.
“Sehingga potongan rekaman yang sudah diedit dan tidak utuh memang diduga upaya pembunuhan karakter terhadap Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basyir, dan ini akan berpotensi merusak kinerja Pemerintahan Jokowi-JK. Perlu diketahui bahwa sejak April 2016 lembaga CERI yang pertama memprotes rencana kegiatan kerja sama ini , tujuannya agar Pertamina dan PLN tidak dirugikan,”jelasnya.(ken/idr/jpg)