VAKSIN COVID-19

1,5 Juta Dosis Vaksin Sinopharm Tiba di Indonesia

Nasional | Sabtu, 31 Juli 2021 - 10:48 WIB

1,5 Juta Dosis Vaksin Sinopharm Tiba di Indonesia
Petugas bandara memindahkan vaksin Sinopharm yang tiba dari pesawat untuk disimpan, Jumat (30/7/2021). (KPCPEN FOR RIAUPOS.CO)

Dekan FK Unair Prof dr Budi Santoso SpOG (K) menuturkan, rekomendasi itu lahir dari kekhawatiran gubes FK Unair terhadap situasi pandemi saat ini. Angka Covid-19 masih tinggi, tetapi fasilitas kesehatan (faskes) terbatas. Bahkan, angka kematian tenaga kesehatan (nakes) di Jatim menduduki posisi tertinggi di Indonesia.

"Ini yang mendorong kami melakukan gerakan aksi bersama untuk menanggulangi Covid-19 (Gebrak Covid-19). Hasil rekomendasi ini disusun dan ditujukan secara umum dan khusus," katanya.


Dia menjelaskan, rekomendasi yang diberikan bersifat komprehensif serta diharapkan menjadi gerakan bersama dan serentak. "Bukan hanya untuk pemerintah dan rumah sakit, tetapi juga kalangan umum (masyarakat)," ujar dia.

Pria yang karib disapa Prof Bus itu menyatakan, masyarakat adalah kelompok yang paling terdampak pandemi Covid-19. Mereka yang paling menderita dan harus segera ditolong. Karena itulah, gerakan isoman harus digalakkan. Sebab, tidak semua kasus Covid-19 harus ditangani di rumah sakit.

FK Unair dan para gubes yang bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersedia menjadi pendamping bagi pasien Covid-19 yang menjalani isoman di rumah melalui telemedisin. "Pendampingan itu berkaitan dengan semua masalah Covid-19," ungkapnya.

Di antaranya, cara isoman yang tepat di rumah, pemberian vitamin, dan pembekalan alat oksimeter kepada pasien isoman di rumah. Sebab, alat oksimeter digunakan untuk mengukur saturasi oksigen. "Saturasi oksigen ini menjadi acuan pasien harus dirujuk ke rumah sakit atau tidak," jelasnya.

Prof Dr dr Hendy Hendarto SpOG (K) menjelaskan, rekomendasi secara khusus diberikan untuk mengatasi masalah di hulu. Penguatan pendampingan isoman oleh nakes dilakukan dengan mengoptimalkan teknologi telemedisin sesuai panduan satgas Covid-19. Termasuk melengkapi oksimeter sesuai kebutuhan dengan melibatkan peran perguruan tinggi serta bersinergi dan berkoordinasi dengan institusi terkait.

"Kelompok rentan di masyarakat seperti usia lanjut, ibu hamil, bayi, anak, dan orang dengan komorbid perlu diperhatikan secara khusus," tuturnya.

Selain itu, perlu ada penguatan satgas Covid-19 di tingkat lokal RT/RW dengan partisipasi penuh karang taruna, organisasi pemuda, kampung tangguh, tokoh masyarakat/agama, dan instansi terkait.

Sementara, dalam rekomendasi untuk masalah hilir di fasilitas pelayanan kesehatan, telah terjadi gap atau ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Artinya, terjadi lonjakan atau overkapasitas pasien serta kekurangan sarana dan SDM. Untuk memecahkan masalah tersebut, tenaga, fasilitas kesehatan, serta perhatian terhadap keselamatan dan kesejahteraan nakes harus ditambah. "Lonjakan jumlah pasien diharapkan berkurang secara bertahap dengan mengatasi masalah hulu di masyarakat," ujarnya.

Rekomendasi dari 56 gubes aktif maupun nonaktif FK Unair tersebut mendapatkan apresiasi dari Menkes Budi Gunadi Sadikin. Budi menyatakan bahwa masukan dari para gubes dan dokter di FK Unair maupun RSUD dr Soetomo dan RSUA sangat dibutuhkan dalam percepatan penanganan Covid-19. Saat ini yang dibutuhkan adalah pemberian terapi terhadap pasien Covid-19 yang bisa dijadikan acuan secara nasional.

"Saya harap para gubes dan dokter di FK Unair, RSUD dr Soetomo, dan RSUA menghasilkan temuan yang bermanfaat untuk terapi yang diberikan kepada pasien Covid-19," tuturnya.(wan/deb/c14/ttg/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook