PPLN TAK PERLU KARANTINA ASAL PCR NEGATIF

80 Juta Dosis Vaksin Booster untuk Mudik

Nasional | Kamis, 24 Maret 2022 - 09:37 WIB

80 Juta Dosis Vaksin Booster untuk Mudik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) (INTERNET)

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah menilai bahwa kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia membaik. Kemarin (23/3) Presiden Joko Widodo mengumumkan kebijakan pelonggaran yang diambil pemerintah. Salah satunya Ramadan yang berbeda dari dua Ramadan sebelumnya, yakni diperbolehkan salat Tarawih berjamaah di masjid dan mudik.

Senin (22/3), Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas dengan menteri-menterinya. Dari rapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan Covid-19 di Indonesia terus membaik. Melihat hal tersebut, pemerintah kembali memutuskan agar dilakukan pelonggaran.


"Pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang tiba di seluruh bandara Indonesia tidak perlu lagi karantina," ucap Jokowi. Pelonggaran ini tidak lantas bebas syarat. Mereka yang tiba di Indonesia harus melakukan tes PCR. Jika hasilnya negatif bisa langsung beraktivitas. Namun, jika positif harus dikarantina. Proses tes hingga karantina dilakukan oleh satgas penanganan Covid-19.

Jokowi juga mengumumkan bahwa pemerintah memberikan kelonggaran pelaksanaan ibadah saat Ramadan. Jika dua tahun berturut-turut disarankan untuk tarawih di rumah, kini bisa berjemaah. Namun tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes).

"Yang mau mudik dipersilakan," ungkap Jokowi. Syaratnya adalah harus memperoleh vaksin primer dan mendapatkan booster. Tentu prokes juga tetap dijalankan. Pada Idulfitri sebelumnya, pemerintah melarang masyarakat untuk mudik. Jalan-jalan dijaga dan waktu libur diperpendek.

"Untuk pejabat dan pegawai pemerintah, kami masih melarang untuk melakukan buka puasa bersama dan open house," tuturnya. Jokowi berharap agar tren Covid-19 terus membaik. Untuk itu Jokowi berpesan agar seluruh pihak menjalankan prokes dan melakukan vaksinasi.  

Rencana menjadikan vaksinasi dosisi ketiga atau booster sebagai syarat mudik sebelumnya diungkapkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Selasa (22/3). ’’Nanti (vaksinasi) booster jadi syarat untuk orang mau mudik,’’ katanya. Dengan demikian masyarakat yang mau mudik tidak perlu lagi tes swab antigen maupun PCR.

Ma’ruf menekankan bahwa pemerintah sedang meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19. Tidak hanya vaksin dosis ketiga atau booster. Tetapi juga vaksin dosis kedua. Sebab menurut dia masih banyak masyarakat yang baru mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama.

Selain itu Ma’ruf mengatakan pemerintah juga terus mendorong vaksinasi untuk kelompok lansia. Dia berharap menjelang Ramadan ini 70 persen sasaran sudah tervaksin. Sehingga bisa memaksimalkan pembentukan kekebalan komunitas atau kelompok. Memasuki bulan Ramadan, Ma’ruf tidak hanya menekankan soal vaksinasi. Tetapi juga menggunakan masker dan rajin cuci tangan. Khususnya ketika menjalankan ibadah di masjid atau musalah bagi umat Islam.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengamini. Dia menyatakan, mudik tahun ini dibolehkan. "Nanti kita rapikan saja aturannya," ujarnya.

Terkait syarat vaksinasi Covid-19, menurutnya, ini demi keamanan masyarakat itu sendiri saat melaksanakan mudik. Mengingat saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung. Meski saat ini kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami penurunan. Mengutip catatan Satgas Covid-19, pada 14 Maret 2022 lalu, jumlah kasus aktif Covid-19 sebanyak 9.629. Jumlah tersebut menurun signifikan pada 20 Maret 2022, yakni 7.951 kasus. "Jadi marilah kita segera melengkapi vaksin dua dan booster. Kita pastikan mereka yang booster aman untuk mudik," ungkapnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin memaparkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki super immunity. Itu didapat ketika ada paparan varian delta dan vaksinasi Covid-19. Menurutnya, terlambatnya vaksinasi Covid-19 yang dilakukan Indonesia membawa berkah. Sebab, immunity-nya masih bagus dibandingkan beberapa negara lain. "Hasil menunjukkan orang yang sudah kena covid dan divaksinasi atau sebaliknya, daya tahan tubuhnya kuat," ujarnya.

Belakangan, di Asia, seperti Korea Selatan, Jepang, dan Singapura, angka kenaikan kasus Covid-19 cukup tinggi. Menurut Budi, itu terjadi karena varian BA.2 atau subvarian omicron. Negara tersebut mendapatkan vaksinasi Covid-19 lebih dulu jika dibandingkan dengan Indonesia.

Dengan kondisi Covid-19 di Indonesia sekarang dan ditambah vaksinasi yang massif, Budi optimistis akhir bulan ini reproduction rate di bawah 1. Reproduction rate merupakan angka laju penularan. Dengan kondisi seperti ini, Presiden Jokowi memutuskan adanya pelonggaran.

Meski Jokowi telah mengumumkan PPLN yang tiba di Indonesia tidak lagi dilakukan karantina, aturan ini belum dibuat. Budi menyatakan paling lambat aturan resminya akan keluar minggu depan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan BNPB. Sebab ada aturan yang harus diubah.

Lalu terkait aturan mobilitas saat mudik, pihaknya juga akan berdiskusi dengan beberapa kementerian terkait. Namun, secara garis besar vaksin masih menjadi syarat perjalanan. Bagi mereka yang sudah vaksin booster, maka tidak perlu tes. "Yang baru vaksin primer harus dilakukan tes antigen," ujarnya.

Momen mudik ini juga jadi sarana untuk percepatan vaksinasi booster. Bagi mereka yang belum mendapatkan vaksin booster, Kemenkes bekerja sama dengan Kemenhub akan membuka sarana vaksinasi. Rencananya, menurut Budi, akan dilakukan di fasilitas angkutan umum. "Di aplikasi PeduliLindungi akan terlihat sudah divaksin ke berapa," tuturnya.

Untuk kendaraan pribadi juga dilakukan pengecekan. Namun bedanya pengecekan akan dilakukan random. Meski demikian, Budi meminta agar masyarakat jujur agar melindungi keluarga di kampung halaman.

Jatah vaksin booster menurutnya masih aman. Budi memperkirakan ada 80 juta dosis vaksin yang dimiliki Indonesia untuk saat ini. Setiap pekan rata-rata menghabiskan 20 juta dosis vaksin. Dengan jumlah yang ada menurutnya Indonesia tidak kekurangan vaksin untuk booster.

Pascapelonggaran dan adanya mobilitas saat mudik, dipastikan kasus Covid-19 akan naik. Menurut Budi ini merupakan hal yang wajar. Jika tidak ada varian baru yang membahayakan, dia tak terlalu khawatir. "Lonjakan kenaikan selalu disebabkan oleh varian baru," ujarnya. Dia mencontohkan pascalibur Natal dan Tahun Baru lalu, tidak terjadi lonjakan kasus. Justru lonjakan terjadi pada Februari karena ada varian omicron yang masuk ke Indonesia.

Sementara itu, menyusul kebijakan Perjalanan Luar Negeri dan Mudik Idulfitri 2022 yang ditetapkan Presiden Jokowi, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan dengan Satgas Covid-19 dan beberapa kementerian dan lembaga terkait.

Adita mengatakan, nantinya Kemenhub akan menerbitkan surat edaran (SE) tentang petunjuk pelaksanaan teknis di lapangan baik untuk perjalanan luar negeri maupun dalam negeri. Seperti yang sering dilakukan sebelumnya, SE tersebut akan merujuk pada SE Satgas Penanganan Covid-19.

"SE Kemenhub  ini diperlukan sebagai rujukan bagi para operator prasarana dan sarana transportasi untuk menjamin pelaksanaan perjalanan luar negeri maupun dalam negeri," jelas Adita, kemarin (24/3).

Adita belum merinci petujuk teknis dimaksud. Ia mengungkapkan pelaksanaan teknis di lapangan akan didiskusikan lebih lanjut dengan para stakeholders termasuk Polri. Hal yang dibahas di antaranya terkait mekanisme pengawasan terhadap ketentuan syarat perjalanan dan penerapan protokol kesehatan di lapangan.

"Diharapkan ketentuan mengenai perjalanan mudik dan pelaksanaannya dapat difinalisasi dalam waktu dekat dan segera diumumkan kepada masyarakat," kata Adita.

Berdasarkan hasil survei dari Balitbang Kemenhub, potensi masyarakat yang akan melakukan mudik mendekati angka 80 juta jika diberlakukan syarat perjalanan dalam negeri seperti yang ada sekarang, yakni sudah vaksin 2 kali dan tidak dibutuhkan tes antigen/pcr.

"Untuk itu kami mengimbau masyarakat agar segera melakukan vaksin booster untuk menjadi perisai diri menghadapi mobilitas masyarakat yang diperkirakan akan sangat meningkat di masa mudik Idulfitri tahun ini," kata Adita.

Positif di Riau Bertambah 107 Orang, 4 Meninggal

Pasien positif Covid-19 di Riau per Rabu (23/3) bertambah 107 orang. Kepala Dinas Kesehatan Riau Zainal Arifin mengatakan, dengan penambahan itu, total orang yang terpapar Covid-19 di Riau mencapai 149.638 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 288 orang. Sehingga total 143.601 orang yang sembuh," katanya.

Untuk kabar dukanya, terdapat 4 pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 4.371 orang.

Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang menjalani perawatan di rumah sakit 113 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.553 orang.

"Sehingga saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Riau baik yang masih menjalani perawatan di rumah atau isolasi mandiri sebanyak 1.666 orang," ujarnya.

Sementara itu untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 987 orang dan yang isolasi di rumah sakit 31 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 165.003 meninggal dunia 539 orang. Zainal juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.

Sementara itu, capaian vaksinasi 1 Covid-19 di Provinsi Riau per tanggal 23 Maret 2022 mencapai 95,70% dan capaian vaksinasi 2 Covid-19 mencapai 73,62%. Kabupaten/kota yang memiliki capaian vaksinasi 1 Covid-19 di atas 95% adalah Kota Dumai (101,60%) dan Kota Pekanbaru (115,05%). Kabupaten/kota yang memiliki capaian vaksinasi 2 Covid-19 di atas 85% adalah Kota Pekanbaru (94,43%).

"Capaian vaksinasi Covid-19 bagi Tenaga Kesehatan dengan sasaran 32.923 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 45.330 (137,68%), vaksinasi dosis kedua sebesar 43.949 (133,49%) dan vaksinasi dosis ketiga sebesar 31.809 (96,62%)," katanya.

Pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi Lansia dengan sasaran 322.466 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 225.044 (69,79%) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 164.045 (50,87%). Pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi Pelayan Publik dengan sasaran 349.418 orang, dengan vaksinasi dosis pertama sebesar 401.489 (114,90%) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 371.165 (106,22%).

"Capaian vaksinasi Covid-19 bagi uasyarakat umum dengan sasaran 3.451.350 orang, dosis pertama sebesar 2.717.234 (78,73%) dan vaksinasi dosis kedua sebesar 2.073.275 (60,07%)," paparnya.(mia/tau/wan/lyn/jpg/sol)

Laporan JPG, Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook