BANDUNG (RIAUPOS.CO) - Perbincangan dengan sejumlah pemimpin negara menjadi salah satu topik yang diangkat Presiden Joko Widodo saat berbicara di Dies Natalies ke-60 Unpad, Senin (12/9/2017).
Menyampaikan orasi ilmiah di Graha Sanusi Hardjadinata, Jalan Dipatiukur No. 35, Bandung, topik perbincangan Jokowi itu terkait pengaruh media sosial internet yang menjadi isu bersama.
”Saya ketemu perdana menteri, raja, presiden, ’Presiden Jokowi, bagaimana media sosial di Indonesia? Kejam apa enggak?” kata Presiden menceritakan saat dia bertemu sejumlah pemimpin negara, sebagaimana dilansir Bandung Ekspres (Jawa Pos Group).
Menjawab itu, Jokowi menyebut bahwa media sosial di Indonesia sangat kejam. Jawaban mantan gubernur DKI Jakarta yang tak terduga itu membuat ribuan civitas akademika yang hadir saat itu kaget.
”Wah kalau di Indonesia ya kejam banget,” tutur Jokowi yang sontak membuat seisi ruangan tertawa.
Diterangkan mantan walikota Surakarta itu, pemimpin negara di dunia bisa mengendalikan medianya, tetapi tidak media sosialnya. Demikian halnya media mainstream bisa tetapi media sosial tidak.
”Hampir semua negara tidak bisa mengendalikan ini (media sosial),” sebutnya.
Lebih jauh, Jokowi pun membeberkan pengalamannya dalam mengamati Pilpres Amerika Serikat yang lalu. Awalnya survei mengunggulkan Hillary Clinton.
Namun, pengaruh media sosial yang masif, katja Jokowi, membawa perubahan. Hal itu juga terjadi pada David Cameron pasca-Brexit di Inggris.
”Di Amerika Serikat, survei semua mengatakan Hillary Clinton unggul atas Donald Trump. Saat itu saya belum percaya karena informasi media sosial tidak seperti itu. Tapi, Trump menggunakan kampanye media sosial yang luar biasa. Akhirnya juga berubah,” tandasnya. (yuz)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama
