DARI SIMULASI MANASIK HAJI JCH PEKANBARU

Terharu dan Merinding seperti Sudah di Makkah

Nasional | Jumat, 12 Mei 2023 - 11:00 WIB

Terharu dan Merinding seperti Sudah di Makkah
Jemaah calon haji (JCH) asal Pekanbaru mengikuti rangkaian manasik haji tingkat kecamatan di Masjid Paripurna Muhajirin, Jalan Rajawali Sakti, Pekanbaru, Kamis (11/5/2023). (MHD AKHWAN/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemandangan yang menyentuh hati dan mengharukan terlihat dari para jemaah calon haji (JCH) Pekanbaru yang sedang mengikuti simulasi manasik haji, Kamis (11/5).

"Kami penuhi panggilanmu ya Allah. Labbaika allahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbaika, innal hamda wanni’mata laka wal mulka la syariika laka," demikian ucapan berulang-ulang kali para puluhan JCH Pekanbaru yang telah berikram itu.


Pemandangan sama seperti di tanah suci Makkah. Ada juga miniatur Ka’bah, para jemaah melakukan ibadah tawaf. Tawaf atau berputar tujuh kali mengelilingi Ka’bah itu termasuk bagian dari rukun haji. Setiap kali putaran jemaah melengkapinya dengan doa-doa tawaf.

"Alhamdulillah sudah bisa mengikuti simulasi manasik dengan baik sehingga jadi lebih memahami rangkaian ibadah haji. Terharu dan merinding juga seakan-akan sudah berhaji di Makkah," ungkap Yeni salah seorang jemaah yang mengikuti manasik sejak pagi itu. 

Langit yang bersinar cukup panas tidak menurunkan semangat para jemaah sampai siangnya itu. "Semoga menjadi jemaah mabrur dan sehat selalu, cukup lelah tetapi harus semangat," tambah jemaah lainnya yang tak mau sebutkan namanya saat ditemukan di bawah pohon sekitaran masjid yang sedang istirahat.

Selain melaksanakan tawaf dan berdoa, jemaah juga diberikan pemahaman tentang rangkaian ibadah haji lainnya oleh petugas hajinya. Seperti memulai ihram dari miqat, wukuf, mabit di Muzdalifah, melontar jumrah dan pemahaman lainnya soal barang bawaan yang boleh dan tidak boleh dibawa saat berangkat berhaji.

Plh Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekanbaru, Rialis yang hadir di tengah-tengah jemaah juga sempat memberikan pemahaman tentang rangkaian berhaji. Bahkan ia menyampaikan barang bawaan jemaah apa saja yang bisa dibawa. 

"Jangan terlalu banyak bawaan ya nanti repot sendiri, yang perlu saja. Untuk Koper haji sampai sekarang memang masih belum didistribusikan sebentar lagi mungkin ya," ungkap Rialis di depan para jemaah.

Sementara itu, di tempat berbeda Kepala Kanwil Kemenag Riau, Dr H Mahyudin MA menyebutkan haji tahun ini ditiadakan pendampingan mahram. "Kebijakan ini ada beberapa tahun yang lalu yakni ada pendampingan mahram atau pendampingan lansia, namun tahun ini kebijakan tersebut ditiadakan," ujarnya.

"Kementerian Agama membentuk satu bidang di daerah kerja Makkah, daerah kerja Madinah ataupun daerah kerja bandara yaitu bidang yang khusus menangani lansia. Jadi ada PPIH Arab Saudi yang menangani lansia dan itu juga ditugaskan 10 orang di masing-masing sektor. Sehingga mereka yang akan memberikan pelayanan terhadap lansia, makanya tahun ini kebijakannya tidak didampingi oleh mahram atau keluarga yang selama ini ada kebijakan," tambahnya.

Mahyudin mengatakan, tidak adanya pendampingan mahram atau pendampingan lansia menuntut petugas haji untuk bekerja ekstra memberikan pelayanan. Utamakan memberikan pelayanan kepada jemaah haji, baru para petugas melaksanakan haji. Artinya tugas utamakan haji nomor dua bagi petugas haji.

Sejumlah Petugas Haji Embarkasi Mulai Dilantik

Sementara itu, secara bergiliran, Kementerian Agama (Kemenag) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi. Sesuai dengan namanya, PPIH ini bertugas di embarkasi. Berbeda dengan PPIH Arab Saudi yang bertugas di Saudi melayani jemaah. 

Sesuai dengan rencana perjalanan haji (RPH) 2023 yang diterbitkan Kemenag, jemaah calon haji (JCH) mulai masuk asrama haji pada 23 Mei atau tinggal 11 hari lagi. Setelah itu pada 24 Mei jemaah mulai diterbangkan ke Arab Saudi. Gelombang pertama mendarat di Madinah. Lalu gelombang kedua turun di Jeddah. 

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Subhan Cholid menuturkan dia baru saja melantik PPIH Embarkasi Padang. Dia mengingatkan kepada jemaah untuk disiplin dalam membawa barang bawaan. Khususnya terkait dengan ketentuan bobot barang yang dibawa di koper. 

Subhan mengatakan tas atau koper bagasi maksimal bobotnya 32 kg. "Sementara tas cabin dapat diisi maksimal 7 kg," katanya, Kamis (11/5). Subhan mengatakan petugas PPIH Embarkasi akan melakukan pengecekan. Setiap kali ada kelebihan beban, akan dicek dan bisa memakan waktu persiapan pemberangkatan. 

Ketentuan serupa juga berlaku saat kepulangan nanti. Dia menyarankan supaya jemaah menggunakan jasa kargo, jika muatannya berlebih. Saat ini sudah banyak layanan cargo untuk barang jemaah haji. Bahkan layanan ini bisa dipanggil ke hotel. 

Subhan juga menyampaikan soal aturan air zam zam. Sesuai dengan MoU Haji 2023 antara Saudi dengan Indonesia, setiap jemaah menerima 5 liter air zam-zam dalam kemasan galon. Air ini diterima jemaah saat tiba di asrama haji ketika kepulangan nanti. Dia menceritakan pernah kejadian satu kloter kopernya berisi air zam zam. Sehingga harus dikembalikan ke hotel untuk dibongkar kembali. 

Sementara itu, guna menegaskan komitmen kebijakan haji ramah lansia tahun ini, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) telah menandatangani surat kesepakatan bersama. Komitmen ini ditandatangani langsung oleh para Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Forum Komunikasi KBIHU seluruh provinsi baik secara daring maupun luring. 

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengungkapkan, tahun ini, ada lebih dari 67 ribu jemaah calon haji yang berusia 65 tahun ke atas. Jumlah ini berkisar 30 persen dari total kuota haji reguler Indonesia yang mencapai 203.320. 

Jumlah ini pun, akan bertambah seiring adanya 8 ribu tambahan kuota yang ditawarkan oleh Arab saudi. Oleh karenanya, ia bersyukur dengan adanya komitmen semua pihak untuk bisa mewujudkan penyelenggaraan haji yang ramah lansia. "Dan alhamdulillah, FK KBIHU dari seluruh provinsi di Indonesia telah menegaskan komitmennya untuk mendukung dan ikut menyukseskan Haji Ramah Lansia," ungkapnya. 

Menurutnya, komitmen dan peran KBIHU sangat penting. Sebab, mereka berada pada garda terdepan dalam pembinaan manasik jemaah haji, termasuk jemaah haji lansia.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat. Menurutnya, komitmen ini menunjukkan adanya kesamaan persepsi antara Kemenag dan KBIHU. "Hal ini penting karena akan berdampak pada pendekatan pembelajaran manasik haji," katanya. 

Sebagai informasi, proses manasik haji di Kantor Urusan Agama (KUA) dan Kankemenag Kabupaten/Kota telah dimulai, Rabu (10/5). Para calon jemaah di Pulau Jawa akan mendapat delapan kali manasik. Sedangkan, di luar Pulau Jawa mendapat 10 kali manasik.(wan/mia/jpg/das)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook