JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan secara disiplin merupakan senjata penting dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. Menurut penelitian yang dilakukan WHO, orang yang tidak menggunakan masker, persentase kemungkinan tertular dapat mencapai 100 persen.
Pencegahan akan semakin efektif jika seseorang mampu menjaga jarak aman minimal 1,5 meter terhadap orang lain. Hal tersebut mampu mengurangi risiko penularan hingga 80 persen.
Kementerian Komunikasi dan Informatika terus fokus menjalankan fungsi sebagai bagian dari komunikasi publik untuk penanganan pandemi Covid-19, salah satunya dengan mengingatkan masyarakat untuk menerapkan secara sungguh-sungguh protokol kesehatan, meskipun aktivitas sudah berjalan normal. Protokol kesehatan di berbagai kegiatan masyarakat sangat penting sembari menunggu kesiapan vaksin Covid-19.
Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Widodo Muktiyo menjelaskan, pemerintah sejauh ini telah memberikan suatu informasi yang bisa memberikan solusi dan juga memberikan arahan menghadapi pandemi Covid-19. Upaya tersebut diharapkan agar masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan dengan baik.
“Kalau di awal-awal kita kan memberikan informasi yang nuansanya kritis, saat ini kita harus bagaimana dalam era kebiasaan baru menjadi suatu strategi baru. Ternyata kalau kita lihat perkembangannya, saat ini protokol kesehatan yang sudah diketahui oleh banyak pihak, masyarakat luas ini belum dijalankan secara sungguh-sungguh sehingga memang Covid-19 masih tambah terus, dan ini perlu kita galakkan dalam konteks komunikasi publik,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima Riaupos.co.
Menurut Dirjen Widodo Muktiyo, situasi saat ini memerlukan mekanisme yang harus dilaksanakan. Sebab, benteng pertahanan untuk melawan pandemi Covid-19 adalah fokus menerapkan 3M. Ia berharap protokol kesehatan harus dijadikan pegangan untuk semua masyarakat.
“Mohon sekali lagi masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan ini, dan ini nanti akan kita gaungkan. Bulan depan kita tambah lagi, kita harus kemudian sesering mungkin mencuci tangan dengan air yang mengalir dan dengan menggunakan sabun,” pintanya.
Vaksin COVID-19 menjadi harapan untuk upaya menekan penyebaran COVID-19. Masyarakat diminta untuk yakin, bahwa vaksin yang disiapkan aman dan efektif karena harus terlebih dahulu mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setelah sebelumnya melalui berbagai proses penelitian yang panjang termasuk tahapan uji klinik yang memastikan keamanan dan keefektifannya.
“Kalau sudah ada izin (pemakaiannya), tidak usah ragu lagi. Apabila izinnya ada dan pemerintah meminta kita vaksinasi, segera kita kerjakan bersama. Sejauh ini dari hasil uji klinik terkait keamanan, tidak ada catatan efek samping yang serius mengenai keamanan vaksin ini”, ujar vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dr Dirga Sakti Rambe, dalam kegiatan yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) beberapa waktu lalu.
Vaksin sebagai alat intervensi kesehatan masyarakat di saat pandemi memang sangat dibutuhkan. Selain penyakit ini berbahaya bagi kesehatan, gejala terinfeksi COVID-19 bisa sangat minim sehingga pasien tidak menyadari telah terinfeksi. Inilah yang mengakibatkan banyaknya pasien COVID-19 yang terlambat ditangani atau justru mendapat penanganan pada saat gejala dan kondisi yang memburuk.
Editor: Eka G Putra