JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purnawirawan Djoko Santoso mengembuskan napas terakhir di Jakarta, Ahad (10/5). Almarhum meninggal dunia pada usia 67 tahun. Kabar duka itu membuat seluruh jajaran institusi militer Tanah Air turut berkabung. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto termasuk salah satu di antaranya. Kemarin orang nomor satu di tubuh TNI tersebut menjadi inspektur upacara pemakaman Jenderal Djoko Santoso.
Selama berdinas di TNI, Djoko Santoso mencatatkan berbagai pre stasi hebat.
Salah satunya kesuksesan meredam konflik Maluku saat dirinya masih bertugas sebagai Panglima Kodam XVI/Pattimura. Di samping berbagai posisi penting yang pernah diduduki, bakti Djoko Santoso terhadap negara dibukitkan dengan banyaknya bintang jasa dari negara untuk dirinya. Mulai Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma Utama, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, dan Bintang Yudha Dharma Pratama.
Selain itu, Djoko juga dianugerahi Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, dan Satyalencana Seroja. Karena itu, tidak heran bila selama sepekan ke depan seluruh jajaran TNI diminta mengibarkan bendera setengah tiang.
"Semoga jalan Dharma Bhakti yang ditempuhnya dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua dan arwahnya mendapat tempat yang semestinya di alam baka," ungkap Hadi di sela-sela pemakaman kemarin.
Berdasar informasi dari RSPAD Gatot Soebroto, Djoko Santoso meninggal dunia sekitar pukul 06.30 WIB. Hadi menyebutkan bahwa pria yang pernah mejabat sebagai Panglima Kodam Jaya/Jayakarta itu meninggal dunia karena sakit. Sabtu pekan lalu (2/5), Djoko Santoso masuk RSPAD Gatot Soebroto. Dia kemudian dirawat karena mengalami pendarahan otak. Selama sakit, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo turut memantau kondisi Djoko Santoso dari hari ke hari. Maklum, keduanya sempat berkomunikasi intens sepanjang pilpres. Kemarin, Prabowo turut hadir memberi penghormatan terakhir di rumah duka maupun di pemakaman.
"Bagi Pak Prabowo, Pak Djoksan adalah tipe prajurit sejati. Beliau orang yang lurus dan berintegritas tinggi, loyalitasnya sangat tinggi," ungkap Juru Bicara Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak.
Dia menambahkan, Djoksan yang pernah jadi bawahan Prabowo dikenal andal. Selalu mampu menjalankan setiap misi dan tugas yang diberikan oleh negara. Tidak heran sampai pensiun, Djoksan tetap mendapat tempat di sisi Prabowo. Dahnil menyebutkan bahwa Djoksan termasuk salah satu tokoh yang ikut membesarkan Partai Gerindra.
"Pak Prabowo sangat mempercayai beliau dalam banyak hal," imbuhnya.
Selain Prabowo, sejumlah tokoh lain seperti Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa turut mengantar kepergian Djoksan. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Kolonel Infanteri Nefra Firdaus menyebutkan, beberapa mantan KSAD juga hadir. Termasuk di antaranya Jenderal TNI Purnawirawan Gatot Nurmantyo.
"Memberikan penghormatan terakhir dan mendoakan agar almarhum Jenderal TNI Purnawirawan Djoko Santoso diterima disisi-Nya dan husnul khotimah," ujar Nefra.
Dia menyebutkan, Djoksan KSAD ke-24. Mejabat KSAD mulai tanggal 18 Februari 2005 hingga 28 Desember 2007. Kemarin, dia dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Selaras dengan Mabes TNI, untuk memberi penghormatan terakhir, Mabes TNI AD turut mengibarkan bendera setengah tiang selama sepekan.
RSPAD Gatot Soebroto memastikan bahwa Djoksan tidak meninggal karena Covid-19. Dia meninggal karena penyakit lain. Karena itu, prosesi pemakaman Djoksan tetap bisa dilaksanakan dengan upacara militer. Namun demikian tetap menaati prosedur pencegahan penyebaran Covid-19. Total jumlah personel TNI yang terlibat dalam upacara pemakan itu hanya 40 orang. Jauh dari jumlah personel TNI yang biasa hadir dalam upacara militer sebanyak 120 orang.(syn/jpg)