KASUISTIKA

Ada Upaya Membuat Criminal Profiling kepada Mendiang Brigadir J

Nasional | Kamis, 10 November 2022 - 21:30 WIB

Ada Upaya Membuat Criminal Profiling kepada Mendiang Brigadir J
Terdakwa kasus pembunuhan Ferdy Sambo. (DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sejumlah saksi dari kalangan yang dekat dengan terdakwa kasus pembunuhan mengungkap sifat-sifat negatif mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dalam beberapa kali sidang. Hal itu disebut sebagai profiling.

Menurut anggota Pusat Kajian Assessment Warga Binaan Pemasyarakatan, Poltekip, Kemenkumham, Reza Indragiri Amriel, karena Brigadir J adalah korban, profiling yang disusun semestinya adalah victim profiling.


”Tapi alih-alih membuat kita paham dan bersimpati akan kondisi Yosua yang membuatnya menjadi korban pembunuhan berencana, victim profiling itu justru mendiskreditkan Yosua sebagai orang dengan serbaneka tabiat buruk, terlepas apakah profiling itu benar atau tidak. Dan sifat-sifat buruk Yosua itulah yang seolah membenarkan bahwa Yosua telah melakukan kekerasan seksual,” papar Reza.

Jadi, lanjut dia, victim profiling tentang Yosua itu justru beraroma criminal profiling. Sejumlah saksi pun begitu kompak dan fasih menyebut watak-watak buruk Yosua. Tidak ada satu pun kata sifat yang positif tentang Yoshua.

”Hebat saksi-saksi itu. Mereka punya proses berpikir yang sama, artikulasi spontan yang sama, kosa kata yang sama, dan kelupaan yang sama untuk menyebut satu kebaikan pun tentang Yosua. Filter mentalnya seragam, semua isi keterangan mereka pun kelam,” tutur Reza.

Dia berharap ada fairness dan purposefulness. Fairness pertama, tak mungkin ada manusia yang isinya sampah semua. Jadi, setelah Yosua dilukiskan sebagai manusia dengan sifat-sifat negatif, para saksi dan ahli juga dikondisikan untuk tidak bias dan tidak lalai menjabarkan sifat-sifat positif Yosua.

”Pasti ada. Kecuali jika saksi diajari untuk lupa,” ujar Reza.

Fairness kedua, menurut Reza, karena sudah ada victim profiling beraroma criminal profiling tentang Yosua, di ruang sidang juga disodorkan criminal profiling tentang Ferdy Sambo dan Putri Candrawati. Polri perlu criminal profiling itu.

”Ini agar paham dinamika kehidupan Ferdy Sambo lalu mencegah para perwira tinggi menjadi Sambo-Sambo baru. Masyarakat juga bisa menggunakan criminal profiling itu untuk mewaspadai orang-orang dengan ciri-ciri yang sama, sehingga bisa memperkecil risiko menjadi sasaran pembunuhan berencana,” terang Reza.

Sedangkan purposefulness, dia menerangkan, karena lukisan kelam tentang kepribadian Yosua itu kemungkinan akan dipakai untuk menopang tuduhan kekerasan seksual, ahli yang membuat profiling harus bisa menjelaskan bagaimana sifat-sifat Yosua bisa bersimpul sedemikian rupa mendorong dirinya melakukan kekerasan seksual.

”Tanpa penjelasan, profiling itu hanya akan menambah stigma buruk berikutnya terhadap Yosua dan keluarga besarnya,” ucap Reza.

Dia menambahkan, betapa menyedihkan andai profiling hanya menjadi ajang re-viktimisasi terhadap Yosua.

”Sudah jatuh ditimpakan tangga pula. Sudah ditembak mati, lalu disebut menembak teman, bukan dipulihkan martabatnya, tapi kini justru dipotret dengan sedemikian jeleknya,” kata Reza.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook