Kedua anggota Polri yang menjadi korban luka-luka itu, yakni Kompol Farid Abdullah yang terkena sabetan di kepala bagian belakang. Kemudian, Brigadir Jhon Hendrik terkena samurai di bagian tangan. Untuk Kompol Farid, dinaikkan pangkatnya menjadi AKBP. Sementara Brigadir Jhon Hendrik pangkatnya naik menjadi Aipda.
“Ini untuk memberikan semangat agar jangan takut menghadapi terorisme. Seperti yang di Brimob, kami juga berikan penghargaan,” kata Tito.
Sementara itu kondisi AKBP Farid Abdullah dan Bripka Jhon Hendrik serta seorang jurnalis TV One bernama Ryan sudah mulai membaik. Meski begitu mereka belum diperbolehkan pulang dari RS Bayangkara Polda Riau, karena masih mendapatkan perawatan medis.
Fuadi (60) abang kandung AKBP Farid mengatakan kondisi adiknya saat ini sudah mulai membaik. Untuk berkomunikasi Farid masih pelan.
“Kalau berbicara suaranya masih terlalu pelan belum stabil,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan Farid setelah mendapatkan serangan dari teroris saat itu langsung dilakukan operasi.
“Dia mengalami luka bacok di kepala bagian belakang dan punggungnya, kalau di leher tidak ada,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Sub Bidang Pelayanan Medis Kedokteran Kepolisian (Kasubbid Yanmed Dokpol) RS Bhayangkara Kompol Supriyanto mengatakan keempat teroris yang ditembak mati masih di RS Bayangkara. Pihaknya saat ini masih menunggu petunjuk dari Dir Reskrimsus Polda Riau dan Dir Intelkam Polda Riau, terkait jenazah teroris tersebut.
“Jenasah keempatnya masih di sini kami masih melakukan identifikasi,” kata Supriyanto.(dal/man/jpg/ted)
