WABAH COVID-19

Penurunan Kurva Tergantung Kedisiplinan

Nasional | Minggu, 10 Mei 2020 - 09:49 WIB

Penurunan Kurva Tergantung Kedisiplinan
Wiku Adisasmito

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah menekankan bahwa penurunan kurva kasus infeksi corona hanya bisa diturunkan jika masyarakat tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk mengakhiri pandemi pada Mei 2020.

Ketua Tim Pakar Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa cara untuk mengurangi angka penambahan kasus Covid-19, adalah dengan melakukan “Gerakan Kurva Landai”, yang melibatkan kepedulian semua orang untuk tidak tertular dan menulari virus SARS-Cov_2 atau corona jenis baru.


“Satu-satunya cara untuk melandaikan kurva adalah memastikan bahwa kita tidak menularkan (virus) dan orang lain tidak menularkan kepada kita dengan mengubah perilaku,” ujar Wiku, Sabtu (9/5).

Perubahan perilaku dan kesadaran masing-masing untuk melakukan anjuran protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, jaga jarak, menggunakan masker dan menjaga imunitas tubuh.

Wiku optimis apabila seluruh masyarakat melaksanakan “Gerakan Landai Kurva” maka Indonesia segera terbebas dari penularan virus corona jenis baru tersebut. “Kalau kita semua melakukan hal yang sama, maka virus itu tidak akan mampu menulari antar manusia,” jelas Wiku.

Berbicara mengenai waktu dan siapa yang dapat mengendalikan kurva tersebut, menurut Wiku adalah semua orang. “Sebenarnya yang bisa melandaikan termasuk kapannya adalah kita semua. Kita harus bersama-sama bergerak,” tambah Wiku.

Menurut data yang dikumpulkan dalam platfrom data Bersatu Lawan Covid-19 maka didapatkan gambaran bahwa gejala yang paling umum apabila seseorang terinfeksi virus adalah adalah batuk, kemudian demam, sakit tenggorokan, gangguan pernafasan dan letih lesu. “Batuk ini yang paling tinggi. Kemudian demam,” jelas Wiku.

Selain itu gambaran lainnya adalah faktor usia. Data yang selama ini diperoleh bahwa ternyata usia rentan adalah di atas 45 tahun. Kasus-kasus yang meninggal ada dalam parameter usia tersebut dengan prosentase hingga 85 persen, dan yang paling banyak di di atas 60 tahun. “Sehingga yang perlu kita lindungi adalah orang-orang berusia lanjut ini,” jelasnya.

Kemudian ada pula faktor komobiditas atau penyakit penyerta yang kemudian membuat seseorang mudah tertular dan memperparah keadaan adalah hipertensi, diabetes melitus, jantung, paru-obstruktif kronis.

Sehingga dalam hal ini setiap orang harus berperan aktif untuk menjaga diri dan melindungi mereka yang memilki riwayat penyakit penyerta. “Harus betul-betul berhati-hati. Anggota masyarakat lainnya harus turut melindugi bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta,” imbau Wiku.

Berdasarkan catatan sekitar 60 persen yang positif adalah berjenis kelamin laki-laki dan sisanya adalah perempuan. Laki-laki menjadi kelompok paling rentan karena mobilitas tinggi daripada perempuan.

Sementara itu, jumlah pertumbuhan kasus mencatatkan angka tertinggi kemarin. Jubir Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto melaporkan bahwa 533 kasus positif baru terdeteksi pada periode 8 sampai 9 Mei 2020. Dengan total jumlah kasus 13.645 orang.

Sementara kasus sembuh juga terus meningkat. Hingga kemarin tercatat total 2.607 orang sembuh  setelah bertambah 113 orang. Kemudian untuk sebaran kasus sembuh dari 34 provinsi di Tanah Air, DKI Jakarta menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 752, disusul Sulawesi Selatan 260, Jawa Timur sebanyak 227, Jawa Barat 202, Bali 197, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 2.607 orang.

Di sisi lain, jumlah kasus kematian juga bertambah menjadi 959 setelah ada penambagan sebanyak 16 orang.  Yuri menambahkan bahwa data tersebut sekaligus menjadi ukuran seberapa masyarakat dapat mematuhi aturan pemerintah dan anjuran protokol kesehatan sebagai langkah untuk memutus rantai penularan Covid-19. “Gambaran ini menjadi poin seberapa disiplin kita mematuhi aturan protokol kesehatan. Iniah yang menjadi ukuran karena inilah cara pengendalian Covid-19,” kata Yuri.

Akumulasi data tersebut diambil dari hasil uji spesimen sebanyak 150.887 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 53 laboratorium dan TCM di 1 laboratorium Wisma Atlet. Sebanyak 108.699 kasus spesimen yang diperiksa didapatkan data 13.645 positif dan 95.054 negatif.(tau/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook