WABAH CORONA

Vaksinasi Covid-19 Dimulai Desember

Nasional | Sabtu, 26 September 2020 - 11:30 WIB

Vaksinasi Covid-19 Dimulai Desember
Ilustrasi vaksin Covid-19 (REUTERS)

Selain vaksin, Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 juga menyiapkan alat deteksi cepat. Di antaranya, rapid test antobodi dan PCR dari BPPT. "Saat ini kita kembangkan juga rapid test untuk antigen dengan berbasis swab," tutur Menteri Riset dan Teknologi (Ristek)/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro. Di mana, penelitiannya dilakukan oleh LIPI.

Dia menargetkan, bulan depan rapid test antigen ini bisa diluncurkan. Sehingga, bisa memperkuat testing, tracing, dan treatment yang tengah diusahakan pemerintah dalam upaya menekan angka penularan Covid-19.


Secara global, Analis pasar modal Hans Kwee menuturkan, kabar vaksin Cina mendapat persetujuan dari World Health Organization (WHO) dan dan siap edar awal tahun depan mengerek saham perusahaan farmasi nasional. Yakni, dua anak usaha PT Bio Farma (Persero): PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

Sentimen tersebut lantas membawa indeks harga saham gabungan (IHSG) finis di zona hijau, kemarin (25/9). Naik 103,04 poin atau 2,13 persen di level 4.945,79.

"Kebetulan Indonesia ada kerjasama dengan vaksin Sinovac dari Tiongkok. Kita juga melihat kemajuan uji vaksin membuat pasar nasional ikut bergerak naik," kata Hans saat dihubungi Jawa Pos.

Meski demikian, dia menilai isu vaksin merupakan sentimen jangka pendek. Beritanya sesaat-sesaat, tidak lama. Pelaku pasar saham juga tetap hati-hati. Mengingat, WHO bukannya tidak luput dari kesalahan.

Seperti pernyataan beberapa waktu lalu, mengenai vaksin Rusia yang katanya sudah aman. Namun, faktanya uji klinisnya masih sedikit.

"Selain itu pasar juga khawatir dengan peningkatan kasus harian nasional masih tinggi yang mencapai 4 ribu kasus," ujar Direktur Anugerah Mega Investama itu.

Sentimen positif pasar saham lainnya adalah negosiasi kebijakan fiskal Amerika Serikat yang kembali diajukan ke kongres. Bank sentral AS, The Fed menyatakan kebijakan tidak terlalu efektif masih menunggu kebijakan fiskal.

Di Sisi lain, pemerintah terus mengejar peningkatan kesembuhan pasien Covid-19. Kemarin Satgas penanganan Covid-19 melaporkan 4.343 pasien yang sembuh. Sehingga totalnya menjadi 196.196 orang atau 74,87 persen. Nyaris tiga perempat kasus Covid-19 di Indoensia sembuh.

Per kemarin, ada dua provinsi dengan tingkat kesembuhan tertinggi . Masing-masing Maluku Utara (87,97 persen) dan Gorontalo (86,77 persen). Jubir pemerintah untuk penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, kedua daerah punya strategi baik untuk mempercepat penyembuhan pasien.

Maluku Utara misalnya, sejak awal lokasi karantina pasien dipisah. Hanya yang bergejala berat yang dirawat di RS. Sementara pasien gejala ringan dikarantina secara tersentral di fasilitas pemerintah atau hotel. Para pasien terus didorong menjaga kebugaran fisik "Dan mengionsumsi protein yang baik," terangnya. juga penerapan protokol kesehatan lewat kearifan lokal.

Pemisahan pasien juga dilakukan di Gorontalo. Para pasien juga diberikan tambahan vitamin dan diminta berolahraga. Selain itu, pasien Covid-19 di Gorontalo juga diberikan terapi pengelolaan stres. Juga ada program pemberdayaan masyarakat dengan membentuk desa tangguh.

Wiku mendorong pemprov lain untuk mengikuti inovasi di tiga provinsi tersebut. "Agar kondisinya (pasien) makin banyak yang sembuh dan kita terbebas dari Covid-19," lanjutnya. sebagai catatan, kemarin ada 8 provinsi yang tingkat kesembuhannya di atas 80 persen.

Kemudian 9 provinsi kesembuhannya antara 70-80 persen. 12 provinsi kesembuhannya antara 60-70 persen, dan sisanya 5 provinsi di bawah 60 persen. Yakni Aceh (47,4 persen), Jabar (59,7) persen, Sumbar (50,79 persen) Riau (46,57 persen), dan Papua Barat (57,08 persen).(dee/mia/han/byu/jpg)    

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook