PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - TAK sia-sia perjuangan keras Ade Taufiqurrahman. Siang–malam mempelajari soal-soal, guru SMPN 1 Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu dinyatakan lolos seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
"Saya jaga kesehatan dan istirahat teratur. Saya rajin baca buku yang diterbitkan Kemendikbud (Ristek, red)," ucap Ade yang telah 14 tahun menjadi guru, kemarin (8/10).
Ade merupakan 1 di antara 173.329 guru yang dinyatakan lolos seleksi PPPK. Rekrutmenkali ini merupakan yang terbesar selama beberapa tahun terakhir meski yang lolos hanya sekitar 10 persen dari formasi yang disediakan. Namun, pemerintah kembali mengadakan seleksi PPPK dalam waktu dekat.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim pun memberikannya selamat. Menurut dia, apa yang dilakukan Ade ini merupakan contoh bahwa yang lolos seleksi harus melalui perjuangan.
"Bukan datang dan langsung lolos saja," tegasnya.
Nadiem mengungkapkan, sebenarnya pemerintah pusat memberikan formasi 1 juta PPPK. Namun, pemerintah daerahlah yang harus mengusulkan formasi tersebut. Dari usulan pemda, terdapat 506.252 formasi saja. Dari jumlah itu, hanya 322.665 formasi yang dilamar. "Kami akan meyakinkan daerah untuk meningkatkan formasi di daerah. Anggarannya akan diamankan pusat," ujarnya.
Ada 183.587 formasi yang tidak diisi. Menurut Nadiem, yang belum terpenuhi biasanya yang berada di daerah terpencil. Dia berjanji mengoptimalkan hal tersebut pada seleksi berikutnya.
"Ronde pertama berfokus kepada guru negeri," katanya.
Nadiem menuturkan, pemerintah telah memberikan kemudahan lewat kebijakan afirmasi. Dia menjelentrehkan ada tambahan nilai 100 persen bagi mereka yang memiliki sertifikat pendidik. Bagi yang berusia di atas 30 tahun, diberikan tambahan 15 persen.
"Karena kami menghargai pengalaman," ungkapnya.
Selanjutnya, untuk penyandang disabilitas, nilai ditambah 10 persen dan guru honorer THK II dapat tambahan nilai 10 persen. Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) memberikan afirmasi tambahan. Bagi guru usia di atas 50 tahun, diberikan 100 persen nilai tambahan dari kompetensi teknis dan ditambah 10 persen dari manajerial sosiokultural. "Kami ingin mengapresiasi guru honorer yang sudah berpuluh tahun mengabdi dan pengalaman mereka patut dinilai," tuturnya.
Nadiem mendapatkan masukan dari guru di berbagai daerah bahwa tes kompetensi cukup sulit. Jadi, akhirnya ada tambahan nilai bagi seluruh peserta tes. "Yang tidak lolos bisa mengambil tesnya lagi tahun ini kalau mau," kata Nadiem.
Setiap orang diberi kesempatan tiga kali ikut tes seleksi PPPK. Lalu, untuk guru honorer yang lolos passing grade, tetapi tidak kebagian formasi, Nadiem berjanji mengoptimalkan formasi yang ada. Menurut dia, mereka yang tidak kebagian formasi dapat mengikuti registrasi ronde kedua dan ketiga tanpa tes ulang.
Nadiem menjelaskan, adanya program PPPK ini merupakan jalan untuk menyelesaikan kebutuhan guru dan kesejahteraan guru yang sudah lama mengabdi.
"Rekrutmen ini dilakukan untuk meningkatkan derajat guru. Ada beberapa kondisi guru dengan kompetensi yang baik masih menerima gaji Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per bulan," paparnya.
Tidak Datang Ujian, 60 Pelamar CPNS Pemprov Gugur
Sebanyak 60 pelamar calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, tidak hadir pada pelaksanaan ujian seleksi kompetensi dasar (SKD) di Gedung UPT Penilaian Kompetensi. Dengan tidak hadirnya 60 orang tersebut, maka pelamar yang sebelumnya sudah lulus seleksi administrasi dinyatakan gugur.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Riau, Ikhwan Ridwan mengatakan, total 60 pelamar CPNS yang tidak hadir itu selama empat hari ujian. Mulai dari Selasa-Jumat (5-8/10).
"Pada hari pertama ujian SKD ada 15 peserta yang tidak hadir, kemudian hari kedua 20 orang, hari Kamis 13 orang, dan Jumat 12 orang," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Ikhwan, dengan tidak ikut ujiannya 70 peserta tersebut, maka total peserta yang sudah mengikuti ujian SKD CPNS Pemprov Riau hingga saat ini sebanyak 640 orang. Selama empat hari tersebut, telah dilaksanakan ujian sebanyak 14 sesi.
"Setiap harinya ujian SKD dilaksanakan sebanyak empat sesi, kecuali hari Jumat yang hanya dua sesi. Satu sesi peserta ujiannya 60 orang. Bagi yang tidak hadir ujian, maka otomatis langsung gugur," sebutnya.
Saat ditanyakan terkait alasan ketidakhadiran 60 peserta ujian tersebut, Ikhwan mengaku tidak mengetahuinya. Karena, jadwal pelaksanaan ujian berikut pembagian sesinya sudah di-upload pada website BKD Riau.
"Kalau alasannya kita tidak tahu kenapa mereka tidak hadir. Yang pasti jadwal sudah kami upload di website www.bkd.riau.go.id. Jadi yang belum tahu jadwalnya, bisa segera cek di website," jelasnya.
Pada pelaksanaan ujian SKD hingga saat ini, Ikhwan menyebut tidak ada kendala yang dihadapi oleh panitia. Semua proses ujian berjalan lancar dan tidak ada gangguan pada server, karena ujian SKD menggunakan sistem online.
"Alhamdulillah semua berjalan lancar dan tidak ada kendala. Kami berharap situasi seperti ini bisa terus terjadi hingga hari terakhir pelaksanaan ujian," harapnya.(lyn/c14/ttg/jpg/sol/ted)