KETIKA BU IRIANA DAN BU MUFIDAH BORONG BATIK DI MALIOBORO

Saya Bayari Apa Bayar Dewe-Dewe, Bu?

Nasional | Minggu, 08 September 2019 - 12:53 WIB

Saya Bayari Apa Bayar Dewe-Dewe, Bu?
DI PASAR: Istri Presiden Joko Widodo, Iriana dan istri Wakil Presiden Jusuf Kala, Mufidah, memilih-milih tas dan barang lainnya di Pasar Beringharjo, Kota Jogjakarta, Jumat (6/9/2019). (JPG)

Tak biasanya istri Presiden Joko Widodo, Iriana dan istri Wakil Presiden Jusuf Kala, Mufidah, berbelanja di Pasar Beringharjo, Kota Jogja bersama-sama. Keduanya memborong kerajinan batik yang dijual para pedagang di kawasan Malioboro.

RIAUPOS.CO -- Sekitar pukul 08.45, Iriana Jokowi dan Mufidah Jusuf Kalla beserta rombongan keluar dari Gedung Agung. Sebelum memasuki bangunan Pasar Beringharjo, keduanya berbelanja terlebih dahulu di lapak pedagang kaki lima yang ada di Jalan Margomulyo.


Salah satu lapak yang dikunjungi milik Maryono (53). Di sana Iriana membeli kaos dengan motif wayang. Sementara Mufidah membeli dua buah kaos dengan motif andong.

Tampak Iriana mengelurkan amplop berwarna putih berisi sejumlah uang. Kepada Mufidah, dia pun sempat menawarkan membayari belajaannya. “Saya bayari apa yarwe bu? Tahu yarwe kan? Bayar dewe-dewe,” kata Iriana kepada Mufidah lantas tersenyum.

Mufidah pun tampaknya menolak untuk dibayari istri Jokowi. Dia pun mengeluarkan uang selembar ratusan ribu dari dompetnya untuk membayar barang belanjaannya.

Maryono mengungkapkan, Ibu Negara Iriana Jokowi membeli kaos bermotif wayang untuk cucu pertamanya, Jan Ethes. “Ngomongnya biar Jan Ethes mengenal wayang,” kata Maryono.  Sedangkan istri Jusuf Kalla memilih kaos bermotif batik.

Dikatakan, satu setel kaos itu dijual seharga Rp 35 ribu. Namun, kedua perempuan itu tampaknya memberi uang lebih. Iriana memberikan selembar uang Rp50 ribu, dan Mufidah memberikan Rp100 ribu kepadanya. “Tidak mau ambil kembaliannya,” ungkap Maryono.

Pria yang juga ketua Koperasi PKL Unit 37 ini mengaku cukup bangga apa yang dilakukan oleh istri para petinggi negara ini. Menurutnya, hal itu bisa menjadi contoh bagi masyarakat untuk membeli produk dalam negeri. “Dengan begini PKL yang ada di Malioboro bisa terangkat, karena barang yang kami jual dipercaya dan dibeli oleh ibu negara,” ujarnya.

Setelah berbelanja di lapak  PKL, keduanya memasuki Pasar Beringharjo. Di pasar tersebut, mereka mengunjungi sejumlah los dan kios untuk membeli barang dagangan. Mulai dari kemeja batik, gamis hingga tas.

Di lapak milik Tutik, Iriana membeli dua buah gamis berwarna cokelat dan biru. Dua gamis tersebut dijual dengan harga Rp 200 ribu. Gamis bermotif batik itu merupakan batik dari Pekalongan. “Tadi ibu sempat menawar, namun saya bilang itu harga pas,” kata pemilik Batik dan Konveksi Tutik Dendy.

Setelah berkeliling dan berbelanja, keduanya keluar Pasar Beringharjo melalui pintu barat sekitar pukul 09.38. Rombongan kemudian berjalan ke arah Malioboro untuk menaiki bus. Di pintu masuk bus Iriana melambaikan tangan kepada warga yang mengikuti. “Tadi beli kaos dan baju batik,” ujarnya singkat lalu menuju kursi bus.(bhn/laz/jpg)

Laporan JPG, Jogjakarta

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook