JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Direktur Utama Sebuku Grup, Mayor Jenderal TNI (Purn) Soenarko mengecam keras aksi pengadangan Yusril Ihza Mahendra pada Jumat (6/7/2018).
Aksi itu dilakukan oleh puluhan massa di pintu masuk
areal Bandara Gusti Syamsir Alam, Kotabaru, Banjarmasi. Soenarko menilai, aksi pengadangan itu sudah direncanakan oleh orang-orang tertentu, ditambah perilaku aparat kepolisian yang tidak profesional di lapangan.
Baca Juga :
Ketum PBB Ungkap Prabowo Janji Dirikan Badan Pusat Legislasi Nasional
“Malu kami sebagai warga negara, orang mau tausyiah di acara halalbihalal malah dihadang oleh segerombolan orang, ada yang mulutnya bau tuak, matanya merah," katanya, sebagaimana diberitakan JawaPos.com, Sabtu (7/7/2018).
Soenarko bahkan menyebut, dari laporan anak buahnya, ada juga residivis yang baru keluar penjara dua bulan lalu dan ikut dalam gerombolan massa yang mengadang Yusril tersebut.
"Tahu apa soal tambang. Ini pasti sudah ada yang sengaja mengerakan. Tidak mungkin kalau tidak digerakan,” jelasnya.
Dia menerangkan, ironisnya, jumlah aparat kepolisian dan TNI justru lebih banyak dari massa yang melakukan pengadangan itu.
“Polisi berpakaian dinas jumlahnya banyak, belum lagi yang berpakaian preman. Ditambah anggota TNI, ada juga mobil water canon, aneh saja tidak bisa mengatasi massa yang sebagian mabuk tuak itu,” tuturnya.
Mantan Panglima Kodam Iskandar Muda itu pun mendesak Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian untuk mencopot pimpinan Polda Kalsel dan Polres Kotabaru. Sebab, Polda setempat gagal menjaga keamanan bandara yang merupakan objek vital.
“Sudah jelas bandara itu bagian dari objek vital, harus diamankan. Masak menyebut ada 1.100 massa, padahal cuman belasan orang. Ini bentuk intimidasi kepada tokoh nasional agar Prof Yusril pulang. Ini aneh," paparnya.
Dia bahkan mencium ada semacam skenario yang boleh jadi dibayar pihak tertentu. Karena itu, dirinya meminta Kapolri agar menindak anak buahnya yang tidak profesional.
"Kalau oknum-oknum begini bercokol di kepolisian dan nanti jadi pentinggi Polri, yang rugi seluruh bangsa Indonesia ini,” tuntas mantan Danjen Kopassus itu.(dms)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama