Sebulan, 175 Hoaks

Nasional | Rabu, 06 Februari 2019 - 10:18 WIB

Sebulan, 175 Hoaks

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Ko­munikasi dan Informatika (Kominfo) mendeteksi 175 konten hoaks sepanjang Januari 2019. Jumlah konten hoaks terbanyak ditemukan pada tanggal 22 Januari sebanyak 11 konten.  Hasil pemantauan konten internet dan media sosial yang dilakukan oleh Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo menunjukkan rata-rata sehari menemukan 4 sampai 6 konten hoaks dari beragam isu.

Plt Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu mengungkapkan, selama Januari 2019, jumlah isu hoaks atau disinformasi yang berkaitan dengan pemilihan umum ditemukan sebanyak 81 konten. ”Salah satu yang berdampak mendapatkan perhatian publik adalah hoaks temuan 7 kontainer surat suara sudah dicoblos di Tanjung Priok, isu PKI, ijazah, sampai berkaitan dengan simbol jari,” kata Ferdinandus, Selasa (5/2).

Baca Juga :Hoaks Konflik Pulau Rempang Bertebaran di Media Sosial

Sementara untuk hoaks atau disinformasi yang berkaitan dengan peristiwa, kata Ferdinandus, ditemukan sebanyak 22 konten. Di antaranya adalah hoaks yang berkaitan dengan aksi bunuh diri di Sukorajo, video orang yang telah dimakamkan selama 4 hari kembali hidup, atau  memakai salah satu aplikasi fintech untuk membayar biaya pendidikan akan mendapatkan  cashback sebesar 60 persen.

Pria yang akrab disapa Nando ini menjelaskan, beberapa hoaks yang mengenai masalah pemerintahan ditemukan sebanyak 13 konten. Beberapa di antaranya hoaks mengenai Kemenag yang memberi lampu hijau pada LGBT, pengangkatan tenaga honorer K2 menjadi PNS, hingga razia STNK dan lowongan kerja di rumah sakit. Sementara dalam kategori isu agama, Nando menyebutkan pihaknya menemukan 9 konten, di antaranya berkaitan dengan isu Muslim Ughyur, larangan Salat Jumat di perusahaan milik Cina (Tionghoa), atau yang menarik perhatian publik berkaitan dengan ceramah Ketum PBNU Said Aqil Siradj dalam acara Harlah Muslimat NU. Dalam kategori isu yang berkaitan dengan bencana, Nando menyebutkan ada beberapa hoaks soal masing-masing sebanyak 8 konten.

”Soal bencana misalnya berkaitan adengan angin kencang di Ancol, potensi gempa 8 skala richter (SR), banjir di Bendung Katulampa sampai gempa susulan di Jawa Barat,” kata Nando.

Hoaks yang berkaitan dengan makanan yang dapat diidentifikasi antara lain soal garam yang tidak boleh dimasak, lintah di kangkung, mi instan penyebab kanker sampai es krim yang mengandung lemak babi.

”Sementara tokoh yang paling banyak dimunculkan dalam konten hoaks antara lain Presiden Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan tokoh agama Ustaz  Arifin Ilham,” jelas Nando. Hoaks lainnya adalah soal keamanan dan teknologi dengan masing-masing 4 konten. Selebihnya berkaitan dengan kecelakaan (3 konten) dan lingkungan (1 konten).(tau/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook