JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Facebook menghapus beberapa halaman, grup, dan akun yang terlibat dalam perilaku tidak autentik terkoordinasi di Facebook dan Instagram. Mereka menemukan tiga operasi terpisah.
Satu di antaranya berasal dari Uni Emirat Arab, Mesir dan Nigeria. Sementara itu, dua lainnya di Mesir dan Indonesia terkait hoaks di Papua.
Kampanye yang dihapus ini tidak berhubungan. Tetapi keduanya menciptakan jaringan akun untuk menyesatkan orang lain tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan. Facebook juga telah berbagi informasi tentang temuannya dengan mitra terkait.
"Kami terus berupaya mendeteksi dan menghentikan jenis aktivitas ini, karena kami tidak ingin layanan kami digunakan untuk memanipulasi orang. Kami mencatat halaman, grup, dan akun ini berdasarkan perilaku mereka. Bukan konten yang mereka posting," ujar pihak Facebook seperti dikutip dari laman resminya.
Facebook sejauh ini mengklaim telah menghapus 211 akun Facebook, 107 halaman, 43 grup, dan 87 akun Instagram karena terlibat dalam perilaku tidak autentik yang terkoordinasi yang berasal dari UEA, Mesir, dan Nigeria.
Sementara untuk Indonesia, Facebook juga menghapus 69 akun Facebook, 42 halaman, dan 34 akun Instagram yang terlibat dalam perilaku tidak autentik terkoordinasi. Orang-orang di belakang jaringan ini menggunakan akun palsu untuk mengelola halaman, menyebarkan konten mereka, dan mengarahkan orang ke situs di luar platform.
Mereka terutama mem-posting dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia tentang Papua Barat. Beberapa halaman berbagi konten untuk mendukung gerakan kemerdekaan.
Sementara yang lain mem-posting kritik terhadap pemerintah. Meskipun orang-orang di balik kegiatan ini berusaha menyembunyikan identitas mereka, penyelidikan Facebook menemukan tautan ke perusahaan media Indonesia InsightID.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi