Achmad: Menkes Harus Segera Penuhi Kuota Vaksin Riau

Nasional | Kamis, 05 Agustus 2021 - 12:30 WIB

Achmad: Menkes Harus Segera Penuhi Kuota Vaksin Riau
ACHMAD

JAKARTA, (RIAUPOS.CO) Sejumlah daerah termasuk Riau mengalami kelangkaan vaksin. Khususnya daerah berstatus zona merah dan saat ini diberlakukan PPKM Level 4. Salah satunya Kota Pekanbaru. Keterbatasan stok vaksin tersebut mengundang kekecewaan masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya vaksinasi sesuai dengan anjuran pemerintah untuk meningkatkan kekebalan komunal atau herd immunity. Terlebih saat PPKM Level 4 (darurat).

Terkait kondisi itu Anggota DPR RI Dapil Riau Achmad mendesak pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk konsisten terhadap program vaksinasi. Yakni segera mengirimkan vaksin untuk memenuhi kekurangan kuota vaksin di Bumi Lancang Kuning.


"Menkes harus segera turun tangan dan bertanggung jawab untuk memenuhi kuota vaksin di Riau. Saat ini jumlah masyarakat yang sudah divaksin di Riau sangat rendah. Masih jauh di bawah angka yang diharapkan. Masih jauh dari target," kata Achmad, Rabu (4/8).

Lebih lanjut politikus Demokrat itu mengatakan, saat ini masyarakat sudah mulai percaya dan mau divaksin. Oleh karena itu perlu kepedulian dari pemerintah pusat memperhatikan hal-hal tersebut agar program vaksinasi tercapai.

"Menkes harus mengambil sikap untuk Riau. Harus peduli dengan keselamatan jiwa dan nyawa masyarakat Riau dan jangan sampai terpapar virus karena belum divaksin. Sementara masyarakat sudah mau divaksin," tegasnya.


Achmad menuding pemerintah pusat tidak siap dan tidak bertanggung jawab dengan apa yang telah diprogramkan. Pasalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri meminta agar masyarakat untuk segera divaksinasi, sementara keperluan vaksin sendiri tidak tercukupi.
"Padahal pemerintah mengeluarkan ketentuan tetapi dia sendiri tidak siap untuk pelaksanaan peraturan itu. Contohnya saja sekarang naik pesawat harus vaksin. Pemerintah tidak siap, mereka keteteran dengan programnya sendiri," jelasnya.

Bahkan dia menyayangkan perlakuan pemerintah pusat seakan memfokuskan vaksinasi di Pulau Jawa-Bali. Padahal daerah di pulau lain juga berstatus zona merah. Misalnya di Jakarta banyak organisasi dan lembaga-lembaga membuat program vaksinasi yang sepi peminat, sementara di luar Jawa masyarakat mengantre untuk mendapatkan vaksin.

Sementara itu Kementerian Kesehatan berkilah bahwa tidak ada daerah yang mengalami kekurangan vaksin. Melainkan pendistribusian vaksin dilakukan secara bertahap. "Kalau sekarang beberapa daerah itu mengalami kekurangan vaksin pasti itu maksudnya memang datang bertahap sampai dengan di Desember," kata Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam webinar Keterbukaan Informasi Publik oleh Kementerian Keuangan, Selasa (3/8) lalu.

Namun ketika dilakukan konfirmasi ulang terkait kendala kelangkaan vaksin di Riau, pihak Kemenkes sendiri belum memberikan tanggapan apapun.

Dalam pada itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, stok vaksin yang ada di Riau saat ini masih ada, namun terbatas. Hal tersebut juga dikarenakan pemerintah pusat juga mengirim vaksin secara bertahap ke Riau. "Stok vaksin ada, tapi saat ini diprioritaskan untuk vaksin kedua. Dan saat ini vaksin yang dikirimkan pemerintah pusat ke Riau juga tidak banyak," katanya.

Per Rabu (4/8) pihaknya juga sudah mendistribusikan 9.070 vaksin. Dari jumlah tersebut, 50 persen didistribusikan ke dinas kesehatan yang ada di kabupaten/kota. Kemudian 25 persen untuk Polri dan 25 persen untuk TNI.

"Jika nantinya vaksin datang lagi, maka akan langsung didistribusikan untuk mempercepat program vaksinasi di Riau," ujarnya.

Terkait pelaksanaan vaksin ketiga atau booster di Riau, Mimi mengatakan bahwa vaksin ketiga tersebut pada tahap awal akan difokuskan bagi tenaga kesehatan yang menangani langsung pasien Covid-19. Namun untuk pelaksanaannya, pihaknya juga masih menunggu instruksi pemerintah pusat.

"Vaksin ketiga di Riau akan difokuskan bagi tenaga kesehatan, sama dengan pelaksanaan vaksin tahap awal di Riau beberapa waktu lalu," sebutnya.

Segala Upaya Sudah Dilakukan

Vaksinasi kedua untuk 105 ribu warga Kota Pekanbaru yang sudah mendapatkan vaksinasi pertama akan jatuh tempo, Jumat (6/8). Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru sudah melakukan berbagai upaya agar keperluan terpenuhi, namun vaksin tambahan tak kunjung datang.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru dr Arnaldo Eka Putra saat dikonfirmasi Riau Pos mengatakan, dirinya mendapatkan informasi Rabu malam akan datang tambahan 800 vial vaksin Covid-19 yang bisa memenuhi keperluan 8.000 dosis vaksinasi.  "Malam ini (Rabu, red) atau besok (hari ini, red) datang. Tapi baru informasi. Kalau datang, ini untuk vaksinasi kedua," kata dia.

Dia melanjutkan, kondisi saat ini di Jakarta stok vaksin disebutnya memang suit. "Memang vaksinnya yang payah di sana. Sudah berkali-kali kami minta," imbuhnya.

Pihaknya, ujar Arnaldo, untuk mendapatkan jatah vaksin juga sudah menyampaikan paparan pada Dirjen P2P Kementerian Kesehatan.

"Yang dapat paparan itu kan Kota Balikpapan, Jogjakarta, dan Pekanbaru. Kami sampaikan hingga 6 Agustus jatuh tempo 105 ribu, sementara kami perlu vaksin untuk percepatan herd immunity 200 ribu per bulan. Kami punya kemampuan vaksinasi 10 ribu per hari. Artinya upaya kami sudah maksimal. Sudah kami upayakanlah. Kami menunggu lagi," ujarnya.

Kasus Positif Bertambah 1.464 Orang

Kasus positif Covid-19 di Riau terus bertambah. Per Rabu (4/8) bertambah sebanyak 1.464 orang. Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dengan penambahan tersebut total masyarakat yang terpapar Covid-19 di Riau sebanyak 102.086 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 553 pasien, sehingga total 84.713 orang yang sudah sembuh. Untuk kabar dukanya, juga terdapat 46 pasien yang meninggal. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 2.759 orang," katanya.

Dua Hari, 10 Warga Siak Meninggal Covid-19


Hanya dalam dua hari, 10 warga Siak meninggal karena Covid-19. Hal itu diperoleh dari data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Siak. Informasi per Rabu (4/8) ada 68 terkonfirmasi positif, dan 40 dinyatakan sembuh. Namun, dari jumlah itu, lima orang dinyatakan meninggal.

Adapun rincian lima yang meninggal itu, 2 dari Sungai Apit, 1 dari Minas, 1 dari Tualang, dan 1 dari Bungaraya. Sementara sehari sebelumnya (Selasa, 3/8) lima orang juga meninggal dari 113 yang dinyatakan terkonfirmasi positif, dan 52 dinyatakan sembuh. Total positif selama pandemi Covid-19, 7.225, dari jumlah itu 141 dirawat dan 5.881 sehat dan selesai isolasi, isolasi mandiri 980 dan 223 meninggal.

Juru Satgas Penanggulangan Covid-19 Siak Budhi Yuwono mengatakan dilema ini memang harus disikapi bersama. Tidak hanya pemerintah kabupaten saja, tapi juga pemangku kepentingan dan masyarakat. "Masyarakat harus terlibat dan menyadari pentingnya mematuhi prokes. Tidak ada lagi duduk berkelompok, tetap jaga jarak, gunakan masker dan mencuci tangan," ungkap Budhi. (yus/sol/ali/mng)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook