TERKUMPUL RP3,1 M

Orang Minang Jangan Terprovokasi

Nasional | Kamis, 03 Oktober 2019 - 09:55 WIB

Orang Minang Jangan Terprovokasi
ANTRE: Pengungsi antre saat memasuki pesawat Hercules di Lapangan Udara TNI AU Manuhua, Wamena, Papua, Rabu (2/10/2019). Lebih dari 6.000 orang telah diberangkatkan menggunakan pesawat Hercules menuju Jayapura, Timika, Manokwari, dan Biak pascakerusuhan. (HENDRA EKA/JPG)

PADANG (RIAUPOS.CO) - Kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua pada Senin 23 September lalu masih menyisakan luka mendalam bagi masyarakat Sumatera Barat (Sumbar). Bagaimana tidak, terdapat 10 masyarakat Sumbar yang menjadi korban pada tragedi mengerikan tersebut.

Namun lebih sepekan peristiwa tersebut, kondisi di Wamena berangsur membaik. Hal tersebut mesti tetap dijaga dan jangan sampai ada oknum-oknum yang tak bertanggung jawab memprovokasi sehingga peristiwa tersebut bisa terulang. Hal itu disampaikan tokoh agama, adat dan akademisi di Sumbar mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi atas kerusuhan yang merenggut nyawa saudara mereka tersebut. Diharapkan masyarakat Sumbar tetap tenang menyikapi setiap informasi yang bermuatan provokasi.


Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Padang Duski Samad saat dihubungi Padang Ekspres (RPG), Rabu (2/10) mengatakan, masyarakat Sumbar saat ini harus bersikap tenang dan menyerahkan kasus kerusuhan yang terjadi di Wamena kepada pihak kepolisian dan pemerintah.

“Yang kita lakukan bukan emosi atau saling menyalahkan, tapi yang paling penting itu, kita harus bersama-sama membantu sanak saudara kita yang saat ini sangat memerlukan bantuan kita yang ada di ranah Minang ini,” jelasnya.

Ia menambahkan, di samping itu masyarakat Sumbar harus cerdas menyikapi hal-hal yang berpontensi menjadi sebuah provokasi yang akan memperkeruh suasana yang sudah mulai kondusif di Wamena Papua tersebut.

“Informasi yang cenderung ke arah hoaks atau tidak benar, harus segera diakhiri. Yang paling penting saat ini kita bersama-sama berdoa dan menggalang dana untuk saudara kita yang ingin pulang ke kampung halaman,” imbaunya.

Lebih lanjut Duski menyampaikan, masyarakat Sumbar tidak boleh menyimpan rasa dendam akibat kerusuhan yang terjadi di Wamena Papua itu. Masyarakat Sumbar tidak boleh menyalurkan amarah mereka kepada orang lain yang merupakan minoritas di Tanah Minangkabau.

“Orang Minang terkenal dengan adat dan agamanya yang kuat, maka hal itulah yang harus kita tunjukkan dan tonjolkan dalam masalah ini,” ujarnya.

Sementara Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Ganefri menyampaikan, dia sangat menyayangkan adanya beberapa percakapan di media sosial yang cen­derung akan memprovokasi masyarakat Sumbar untuk emosi serta membalas apa yang telah terjadi di Wamena, Papua sepekan yang lalu.

Ia mengatakan, hal provokatif tersebut haruslah segera dihilangkan dalam pikiran setiap masyarakat Sumbar. Masyarakat Sumbar harus menunjukkan karakter mereka yang sudah tertanam sejak dahulu. Yakni masyarakat yang berdiplomasi menghadapi masalah yang menimpa.

“Daripada mementingkan emosi sesaat, lebih baik kita bersama-sama untuk memikirkan bagaimana cara untuk membantu dan menguatkan saudara kita yang ada di Papua saat ini,” jelasnya.(syn/jpg/deb/cr30/ted)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook