PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemandangan mobil antre mengular di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pekanbaru kembali terlihat beberapa hari terakhir. Mereka antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis biosolar. Ternyata, antrean panjang ini.
Ya, Pertamina membatasi distribusi biosolar ke SPBU. Bahkan beberapa SPBU kehabisan BBM biosolar sehingga pemilik kendaraan mencari SPBU lain yang masih menyediakan biosolar. PT Pertamina Patra Niaga mengakui adanya pengaturan ulang kuota biosolar di SPBU untuk menjaga stok biosolar tetap tersedia hingga akhir tahun.
"Kami mengatur pola distribusi. Menata ulang dengan harapan kuota bisa cukup sampai akhir tahun," ujar Section Head Communication & Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Agustiawan, Selasa (2/8).
Kendati demikian, Agustiawan mengungkapkan kuota yang didistribusikan per hari masih lebih dari batas kuota harian yaitu sebanyak 2.400 kiloliter (kl). Sedangkan, kuota harian hanya 2.200 kl. "Memang disesuaikan, tapi masih di atas kuota harian. Kalau bulan Juni lalu distribusi sebanyak 2.800 kl per hari. Ini adalah strategi kami agar kuota biosolar mencukupi sampai akhir tahun," ucapnya.
Sementara itu, Pengawas SPBU di Jalan Soekarno-Hatta Pekanbaru, Doni menyampaikan, antrean sedikit panjang dimulai sejak pertengahan Juli lalu. SPBU tempat dirinya bekerja mendapatkan jatah 8 kl per hari. Namun, biasanya jatah 8 kl tersebut tidak habis dalam sehari, tapi kini bisa habis hanya dalam waktu 7-8 jam.
"Sekarang habisnya sangat cepat, antrean juga panjang. Jadi, kami tugaskan sekuriti bagaimana caranya agar tidak sampai ke badan jalan. Kalau kira-kira kuota sudah mau habis, langsung kami tutup antrean agar tidak ada yang mengantre sia-sia," ujarnya.
Kondisi berbeda terjadi di ruas Jalan Durian, Sukajadi, Pekanbaru. Macet terjadi akibat antrean kendaraan roda empat yang ingin mengisi BBM jenis biosolar yang tersedia di SPBU tersebut. Antrean bahkan terjadi dari sekitar TVRI, simpang Meranti hingga SPBU di ruas jalan tersebut, atau hampir ke simpang traffic light (lampu merah) Jalan Rajawali.
Pantauan Riau Pos, Selasa (2/8) terlihat kendaraan roda empat sudah macet di sepanjang ruas jalan padat itu. Hampir semuanya mengikuti antrean ke dalam SPBU untuk mengisi BBM jenis biosolar. Karena ruas jalan yang sempit, kendaraan yang tidak mengisi bahan bakar harus ikut mengantre untuk lepas dari kemacetan.
"Sudah dua hari ini memang antre," kata petugas pengisian Nitrogen, Supri di SPBU tersebut kepada Riau Pos.
Selain antrean kendaraan roda empat untuk mengisi biosolar, di SPBU tersebut juga tampak terpasang plang menyatakan bahan bakar pertalite pengganti premium di SPBU ini juga habis kemarin. Sehingga beberapa kendaraan yang ingin mengisi pertalite harus mengalihkan ke barisan BBM jenis pertamax.
"Sudahlah harus ikut antrean panjang yang isi biosolar, pas sudah di dalam SPBU mau isi pertalite, malah habis. Terpaksa isi pertamax," keluh pengendara roda empat, Gilang di SPBU tersebut.
Sementara itu, perihal antrean pada BBM jenis biosolar di SPBU Jalan Durian tersebut, pihak SPBU yang coba dikonfirmasi Riau Pos menyebut tidak bisa memberikan komentar dan penjelasan. "Jangan kamilah," kata seorang petugas SPBU.
Antrean kendaraan mengisi solar juga masih terlihat di SPBU di Jalan Rawamangun, Selasa (2/8) pagi. SPBU yang tidak jauh dari persimpangan Jalan Parit Indah-Jalan Labersa, dan Rawamangun ini sudah seperti langganan antrean solar.
Namun pantauan Riau Pos sekitar 15 menit pagi itu, antrean tidak sampai menyebabkan kemacetan. Antrean juga terlihat di SPBU Jalan Hang Tuah Ujung. Antrean berbagai jenis kendaraan, baik jenis angkutan barang maupun kendaraan penumpang terlihat hampir mencapai tepi jalan.
Menurut salah petugas keamanan SPBU, antrean seperti ini sudah terjadi sejak akhir pekan kemarin. Puncak antrean menurutnya terjadi saat jam-jam sibuk dan baru mereda menjelang sore hari.
Salah seorang supir mobil pikap yang sedang mengantre pagi itu, mengatakan dirinya tidak banyak pilihan SPBU untuk mengisi solar di Jalan Hang Tuah Ujung makanya ia rela antre lebih lama dibanding kondisi biasanya."Kalau di Hang Tuah Ujung ini yang terdekat ya cuma di SPBU ini. Yang lain sudah lama tidak ada solar. Sata memang di sini kalau ngisi (solar),"kata Ujang, sopir lepas angkutan barang ini.
Sementara itu, SPBU di Jalan Air Hitam, tampak lengang. Selasa (2/8) sore, tak ada antrean kendaraan roda empat. Kondisi ini terjadi karena stok solar kosong. Pemilik kendaraan roda empat bermesin diesel pun langsung berputar arah sebelum sempat masuk ke area pengisian bahan bakar.
Salah satunya adalah Rohim, warga Jalan Garuda Sakti. Setelah melihat plang bertuliskan solar tak tersedia, ia hanya bisa pasrah dan memutar arah mobilnya. "Berharap dapat di sini, ternyata kosong juga," ujarnya.
Rohim mengaku sudah beberapa waktu terakhir kesulitan mendapatkan solar sehingga ia terpaksa berhemat-hemat dan mengurangi perjalanan menggunakan mobilnya. "Ya beginilah. Hemat-hemat lagi. Ini langsung pulang aja habis ni. Sudah sekarat (bahan bakarnya, red),"terangnya.
Sore itu, tak hanya Rohim yang mengalami nasib seperti itu. Beberapa sopir truk pun memperlambat kendaraannya seketika melihat pengumuman solar habis tersebut. Mereka tampak menepi ke bahu jalan tanpa sempat masuk ke area SPBU.
Di salah satu SPBU di Jalan Harapan Raya Pekanbaru, Selasa (2/8) pagi, tampak kosong dan hanya menyediakan BBM jenis pertalite dan pertamax. Namun, sejumlah kendaraan yang hendak mengisi BBM jenis solar di SPBU tersebut tampak mengantre meskipun solar kosong.
Anto, salah seorang pemilik kendaraan dump truck mengatakan, kelangkaan BBM jenis solar sudah terjadi sejak sepekan terakhir.
Informasi yang didapatnya, kelangkaan disebabkan oleh pihak Pertamina telah membatasi stok. "Infonya jatah SPBU berkurang dari Pertamina sehingga membuat BBM jenis solar sulit didapat saat ini," ujar Anto kepada Riau Pos.
Namun, menurutnya solar di SPBU masih tersedia. Belum ada antrean kendaraan yang hendak membeli BBM jenis solar yang mengantre hingga membludak. Pasalnya, beberapa SPBU masih menyediakan BBM jenis solar tetapi hanya saja stok dibatasi sehingga cepat habis.
"Stok solar di SPBU masih tersedia, namun cepat habis. Setengah hari saja sudah habis. Jadi kalau mau beli ya harus datang cepat sebelum kehabisan," ungkapnya.(anf/egp/end/azr/dof)