CALON TERORIS RAJIN GANTI PONSEL

JAD Disebut Cuci Otak Lewat Internet

Nasional | Sabtu, 03 April 2021 - 14:05 WIB

JAD Disebut Cuci Otak Lewat Internet
Rumah Zakiah Aini di Ciracas, Jakarta Timur, digeledah polisi. (DASRIL ROZSANDI/AFP)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pengamanan Mabes Polri pasca serangan teroris terus diperketat. Pengetatan juga terjadi hampir di semua kantor kepolisian. Salah satunya Polda Metro Jaya. Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Yusri Yunus menjelaskan, pengetatan itu merupakan langkah antisipasi agar kejadian di Mabes Polri tidak terulang.

Sementara itu, pengamat terorisme Al Chaidar menuturkan, ideologi radikal saat ini sangat mudah mencuci otak melalui dunia maya. "Biasanya, menyasar orang yang keingintahuan agamanya tinggi. Tapi, tidak memiliki basis agama yang kuat," ujarnya.


Dia menuturkan, kelompok teroris sering memanfaatkan orang-orang yang bisa menjadi lone wolf atau bertindak sendiri. Hal itu dianggap lebih menguntungkan. "Tidak perlu mengajak ke pengajian yang anggotanya banyak. Lebih aman untuk kelompok teroris," paparnya.

Memang secara tingkat kerawanan, pelaku teror berkelompok lebih berbahaya dari lone wolf. Namun, lone wolf jauh lebih sulit terpantau karena bekerja sendirian. "Dia ganti-ganti handphone juga agar mentornya tidak ketahuan," paparnya.

Kelompok mana yang biasa merekrut lone wolf melalui dunia maya? Dia menjelaskan bahwa dari tiga kelompok terorisme, yakni Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Mujahidin Indonesia Timur, dan Jamaah Islamiyah (JI), satu-satunya yang tercatat merekrut melalui dunia maya hanya JAD. "Jadi, saya menduga ini akibat JAD," tuturnya.

Pada bagian lain, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto kemarin terbang ke Makassar. Bersama Kepala Baintelkam Polri Komjen Paulus Waterpauw, dia mendatangi empat gereja di ibu kota Sulawesi Selatan itu. Mulai Gereja Paroki Maria Ratu Kare, Gereja Manggamaseang, Gereja Katedral, sampai Gereja Immanuel. Hadi menekankan, tidak ada tempat untuk terorisme di tanah air.

"Sehingga harus bahu-membahu memerangi ideologi kekerasan di Indonesia," tegasnya. Kekuatan besar dikerahkan oleh TNI. Khusus di Makassar, total ada 1.001 personel yang ditugaskan membantu Polri.

Dari Polri, ada 1.900 personel yang bergerak mengamankan gereja dan objek vital lainnya. Personel TNI maupun Polri dibekali senjata lengkap. Itu dilakukan untuk menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat. Utamanya, umat Nasrani yang tengah melaksanakan ibadat Tri Hari Suci. Hadi menekankan bahwa negara menjamin kebebasan setiap pemeluk agama di tanah air melaksanakan ibadah.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook