BATAM (RIAUPOS.CO) -- Sudah tiga hari tiga malam ribuan masyarakat Natuna turun ke jalan menyampaikan protes atas kebijakan pemerintah yang menjadikan Natuna sebagai lokasi karantina warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina. Hingga kedatangan WNI yang diangkut menggunakan pesawat militer tiba Bandara Lanud Raden Sadjad, Ahad (2/2), masyarakat yang bertahan melakukan protes berhadapan dengan pengamanan berlapis aparat. Sesekali pengunjuk rasa saling dorong dengan aparat TNI dan polisi yang menjaga ketat pintu masuk kompleks Lanud Raden Sadjad. Massa juga membakar ban di depan Pangkalan AL Ranai.
Aksi protes masyarakat ini terus dilakukan setelah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tidak memberikan jawaban terhadap beberapa tuntutan masyarakat yang ditemuinya di DPRD Natuna sebelumnya. Dalam aksi protes masyarakat menyampaikan beberapa poin untuk dipertimbangkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di antaranya menginginkan observasi WNI dari Wuhan dilepas pantai, bukan berada di dekat permukiman masyarakat.
"Kami meminta observasi WNI ini dilepas pantai, tapi hari ini pemerintah sudah telanjur menempatkan lokasi obserbasi WNI di Lanud Raden Sadjad. Kejiwaan masyarakat sudah terguncang, karena lokasinya berada sangat dekat dengan permukiman warga," terang Haryadi, tokoh pemuda di Natuna.
Masyarakat juga meminta jaminan kesehatan dari pemerintah dengan membuka posko pelayanan tanggap darurat dan cepat. Selain itu, masyarakat meminta pemerintah menempatkan pelayanan psikiater karena kejiwaan masyarakat sudah terguncang dengan kebijakan ini. Masyarakat juga meminta Menteri Kesehatan Terawan berkantor di Natuna selama dilaksanakan observasi karantina WNI dari Wuhan sebagai jaminan keamanan dan kesehatan masyarakat.
Masyarakat Natuna berharap segala kebijakan pusat yang akan dilakukan di Natuna dapat disosialisasikan terlebih dahulu sehingga tidak menimbulkan keresahan dan kegelisahan masyarakat. Masyarakat juga menyatakan jika pemerintah daerah tidak bisa menjadi penyambung lidah, maka masyarakat menyatakan mosi tidak percaya kepada Pemda Natuna. Karena sejak Natuna bergejolak, kepala daerah meninggalkan Natuna tanpa kabar.
"Besok (hari ini, red) kami menunggu kedatangan Bupati dan Wakil Bupati di kantor DPRD. Semua tuntutan kami akan diserahkan ke DPRD untuk ditindaklanjuti," tegas Haryadi.
Seperti diketahui, lokasi karantina WNI dari Wuhan Cina ditempatkan di hanggar barat Lanud Raden Sadjad Natuna. Lokasi tersebut sangat dekat dengan permukiman penduduk, seperti Kampung Penagi, yang hanya berjarak satu kilometer. Dengan kebijakan karantina tersebut, sebagian masyarakat di Kampung Penagi mulai mengungsi meninggalkan rumah atas inisiatif sendiri. Mereka menumpang sementara waktu di rumah kerabat dan keluarga yang jauh dari lokasi karantina.
"Kami cemaskan anak-anak. Jadi harus mengungsi jauh dari sini ke rumah kerabat sampai betul-betul aman," ujar Apeng, warga Penagi.
Di tengah kegelisahan warga setempat, Pemkab Natuna mengeluarkan edaran kepada sekolah di beberapa kecamatan agar kegiatan belajar mengajar diliburkan mulai 3 Febuari hingga 17 Febuari mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan Natuna, Suherman, mengatakan edaran hanya berlaku untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Untuk SMA dan sederajat tetap belajar seperti biasa. Suherman mengatakan, kecamatan yang diliburkan sekolahnya di antaranya di Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Bunguran Selatan, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kecamatan Bunguran Batubi, dan Kecamatan Bunguran Barat. Selama masa libur sekolah ini diharapkan siswa tetap melaksanakan belajar di rumah. Dan diimbau tidak melakukan aktivitas di luar rumah, serta menghindari tempat keramaian.
Negara Pasti Lindungi Warga
Plt Gubernur Kepri Isdianto meminta masyarakat Kepri tidak cemas dalam menghadapi proses observasi WNI dari Wuhan. Pemerintah sedang menjalankan kewajibannya untuk melindungi WNI, termasuk masyarakat Kepri.
"Beri kepercayaan kepada tim yang sudah ditunjuk pemerintah untuk menangani pemulangan ini. Ini semua dalam rangka cegah tangkal, sehingga semua prosedur harus dijalani," kata Isdianto di Batam, Ahad (2/2).
Isdianto terus mengikuti perkembangan pemulangan ini. Dia sudah memerintahkan Kadis Kesehatan Kepri, Tjetep Yudiana, dan tim untuk memantau setiap saat perkembangan penanganan dan cegah tangkal ini.
Menurut Isdianto, dalam laporan yang disampaikan Tjetjep, semua WNI yang dipulangkan dalam keadaan sehat. Proses observasi merupakan prosedur yang harus dijalani dalam upaya cegah tangkal.
Dalam prosedur tetap itu, mereka akan diobservasi selama 14 hari dan ditangani para dokter spesialis serta tim yang sudah ditunjuk pemerintah. Isdianto memahami kerisauan dan keresahan masyarakat. Tapi dia minta masyarakat tetap tenang. Karena pemerintah pasti memberi jaminan untuk semua warganya. Baik yang dipulangkan dari Wuhan, maupun di Kepri.(idr/arn/lyn/c9/fal/ted)
Laporan: JPG