Peringatan Hari Buruh, Tuntut Kesejahteraan dan Tolak TKA

Nasional | Rabu, 02 Mei 2018 - 14:25 WIB

Peringatan Hari Buruh, Tuntut Kesejahteraan dan Tolak TKA
MAY DAY: Buruh yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Riau Bersatu melakukan aksi May Day di Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru, Selasa (1/5/2018). Para pengunjuk rasa menyuarakan perbaikan nasib kaum buruh. (CF1/MIRSHAL/RIAU POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ribuan buruh dari puluhan organisasi berbeda tumpah ruah di Jalan Medan Merdeka Barat sejak pagi hingga sore, Selasa (5/1). Mereka menuntut peningkatan kesejahteraan hingga menyinggung keberadaan tenaga kerja asing (TKA). Peringatan Hari Buruh itu juga dimanfaatkan sejumlah organisasi buruh untuk mendeklarasikan calon presiden Prabowo Subianto.

Demonstrasi itu berjalan relatif damai dengan penjagaan polisi yang tidak sampai berlapis-lapis. Bahkan, di beberapa titik, se­perti dekat taman depan pintu masuk Monas hanya dibatasi kawat berduri tanpa ada polisi berdiri berjaga di belakangnya. Sedangkan tepat di depan Istana Merdeka hingga kantor Wakil Presiden ada anggota TNI berseragam, tapi mereka duduk-duduk bercengkerama.

Baca Juga :AJI Pekanbaru Tekankan Pentingnya Perlindungan Ketenagakerjaan bagi Jurnalis

Orasi para buruh di atas mobil komando berpengeras suara memang kencang bersahut-sahutan. Lantaran masing-masing pengurus organisasi buruh atau gabungannya berorasi untuk kelompok masing-masing. Meskipun tuntutan mereka pun tak jauh berbeda. Seperti peningkatan kesejahteraan buruh, hapus sistem outsourcing, dan jaminan sosial.

Koordinator Front Perjuangan Rakyat (FPR) Rudi Hb Daman menuturkan tuntutan mereka memang tidak hanya yang langsung berhubungan dengan buruh. Karena front tersebut terdiri atas organisasi petani, mahasiswa, dan perempuan buruh migran. Yang terlihat mengikuti aksi tersebut ratusan orang.

”Selain tuntutan kesejahteraan buruh kami juga mendesak pencabutan undang-undang yang anti demokrasi. Seperti Undang Undang organisasi masyarakat dan Undang Undang MD3 yang membuat dewan antikritik itu,” ujar pria yang juga Ketua Gabungan Serikat Buruh Indonesia.

Mereka sebenarnya berharap Presiden Jokowi bisa datang langsung di tengah-tengah buruh. Bukan hanya ditemui Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko. ”Tidak pengen ketemu Moeldoko. Cuma basa-basi aja. Kami perlu Jokowi datang. Kalau Jokowi proburuh mestinya datang,” ujar dia.

Kepala Divisi Perempuan Konfederasi Serikat Nasional Supinah menuturkan saat ini gerakan buruh memang sudah terkotak-kotak dengan kepentingan masing-masing. Bahkan, ada yang sudah beralih ke politik praktis dengan mendukung calon presiden.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook