KASUS HARIAN DI RIAU BERTAMBAH 517 ORANG

Vaksinasi dan Faskes Syarat Keluar dari Pandemi

Nasional | Rabu, 02 Maret 2022 - 09:32 WIB

Vaksinasi dan Faskes Syarat Keluar dari Pandemi
Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah menyatakan bahwa cakupan vaksinasi yang memadai dan kesiapan fasilitas kesehatan sebagai syarat kunci untuk bisa menerapkan pelonggaran demi pelonggaran transisi keluar dari pandemi.

Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menuturkan, saat ini beberapa negara telah menerapkan pelonggaran demi pelonggaran terhadap aturan pandemi. Seperti Inggris, Swedia dan Norwegia. Wiku menyebut, pelonggaran tersebut setidaknya didasarkan pada 3 hal, yakni pergerakan kasus, cakupan vaksinasi yang sudah tinggi (70 persen populasi), serta kesiapan fasilitas kesehatan.


"Indonesia bisa berkaca dari 3 modal tersebut untuk menerapkan pelonggaran untuk keluar dari pandemi," jelas Wiku, kemarin (1/3)

Modal pertama berupa pergerakan kasus. Meliputi pertambahan kasus positif harian, angka kematian dan angka keterisian tempat tidur (BOR). Kasus positif di Indonesia memang meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir bahkan melebihi puncak gelombang Delta.

Meski demikian, tingginya angka kematian masih lebih rendah dari gelombang Delta pada pertengahan 2021 lalu. Meskipun saat ini pertumbuhan kematian harian terbilang cukup tinggi yakni berada di angka 300 an kematian per hari. Sementara tingkat BOR pun relatif rendah malahan menunjukkan tren penurunan. Saat ini BOR nasional berada pada angka 34 persen.

Sementara cakupan vaksinasi hampir mencapai target minimum yakni 70 persen populasi tervaksin. Data Satgas Covid-19 menunjukkan cakupan vaksinasi dosis 2 telah mencapai 69,36 persen sementara dosis pertama telah mencapai 91,70 persen.

Wiku mengatakan, saat ini pemerintah telah memasukkan cakupan vaksinasi dua dosis sebagai salah satu indikator syarat penentuan level PPKM di wilayah Jawa dan Bali. Khususnya untuk lansia, upaya ini diyakini bisa berdampak pada penurunan angka kematian karena berdasarkan data kemenkes pada 21 Januari hingga 26 Februari 2022, 57 persen kasus meninggal dikontribusikan oleh pasien lansia.

"Kami meminta pemda meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan vaksinasi semua. Menitikberatkan pada pemenuhan dosis kedua untuk mengurangi resiko populasi rentan. Kekebalan yang dibentuk oleh orang yang divaksinasi secara penuh, akan lebih optimal," jelas Wiku.

Sementara untuk memenuhi kesiapan faskes, daerah-daerah dengan penularan tinggi diharapkan meningkatkan kapasitas respon kesehatannya 2 hingga 3 kali lebih banyak daripada kebutuhan riil di lapangan.  

Dengan berbagai kesiapan dan kepatuhan protokol kesehatan, Wiku mengatakan pelonggaran menuju endemi bisa bertahap dilakukan. Ia menyebut bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan uji coba pelonggaran kebijakan karantina.

"Kebijakan durasi karantina akan terus direlaksasi seiring rencana pembebasan karantina di awal bulan April mendatang. Dengan syarat pertumbuhan kasus yang terkendali," jelas Wiku.

Wiku meminta Pemda di Jawa dan Bali untuk segera meningkatkan vaksinasi dosis penuh untuk segera menurunkan level di minggu depan. Dalam dua Inmendagri yakni 13/2022 tentang PPKM di Jawa-Bali dan Inmendagri 14/2022 tentang PPKM di luar Jawa-Bali daerah beresiko terus bertambah.

Dirjen Bina Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri Safrizal menjelaskan, dalam kedua Inmendagri tersebut terjadi penyesuaian level PPKM di sejumlah daerah. Yang paling signifikan adalah bertambahnya daerah level 4 atau berisiko tinggi.

"Terdapat peningkatan jumlah daerah yang berada pada Level 4, dari yang semula 4 daerah menjadi 7 daerah," ujarnya.

Kendati kasus harian positif Covid-19 menunjukkan penurunan, pemerintah tetap berupaya untuk terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Bukan hanya vaksinasi reguler dosis 1 dan dosis 2, vaksinasi dosis 3 atau booster juga terus dikebut.

Diakui oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, masih ada sejumlah daerah yang pelaksanaan vaksinasi boosternya belum maksimal. Di Kota Malang, misalnya.

Menurutnya, pelaksanaan vaksin booster terutama untuk kalangan rentan seperti kelompok lanjut usia (lansia) terbilang masih rendah bila dibandingkan kota-kota besar lainnya. Merujuk data Kemenkes per 27 Februari 2022, vaksinasi booster lansia di Kota Malang baru mencapai 10.902 orang atau 13,12 persen dari target provinsi. Sementara, untuk dosis 1 sebanyak 57.526 orang atau 68,89 persen dan dosis 2 sudah 53.576 orang atau 64,46 persen dari target provinsi. Melihat fakta tersebut, ia meminta agar vaksinasi lansia bisa dikebut.

"Saya harap seminggu sampai dua minggu ini sudah bisa mengejar target sasaran sesuai capaian  kab/kota lainnya," tuturnya.

Muhadjir menekankan, kelompok lansia harus dilindungi dari Covid-19 secara maksimal. Apalagi, saat ini, lansia jadi salah satu kelompok yang banyak terpapar Covid-19. Selain itu, ada pula mereka yang belum vaksin, belum lengkap vaksin, dan komorbid. "Karena berdasarkan arahan Presiden, TNI Polri difokuskan pada pelaksanaan vaksinasi ini untuk lansia dan untuk mereka yang belum di booster," ungkapnya.

Kasus Harian di Riau Bertambah 517 Orang
Pasien positif Covid-19 di Riau per hari Selasa (1/3) bertambah 517 orang. Penambahan ini tercatat naik dibanding satu hari sebelumnya 515 orang. Plt Kepala Dinas Kesehatan Riau, Masrul Kasmy total orang yang terpapar Covid-19 di Riau di Riau mencapai 141.825 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh tercatat lebih banyak dari pasien positif yakni bertambah 853 orang. Sehingga total 130.375 orang yang sembuh," katanya.

Lebih lanjut Masrul menjelaskan, dari penambahan 517 kasus baru, terdapat 79 kasus merupakan warga luar Provinsi Riau. Sedangkan kasus terbanyak di Riau terdapat di Pekanbaru sebanyak 230 orang.

"Kemudian Bengkalis 12 kasus, Kampar 31 kasus, Siak 15 kasus, Pelalawan 5 kasus, Kuansing 8 kasus, Dumai 40 kasus, Kepulauan Meranti 15 kasus, Rohil 17 kasus, Rohul 39 kasus, Inhu 11 kasus, Inhil 15 kasus," tuturnya.

Untuk kabar dukanya, terdapat 9 pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 4.191 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang menjalani perawatan di rumah sakit 118 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 7.141 orang.

"Sehingga saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Riau baik yang masih menjalani perawatan dirumah atau isolasi mandiri sebanyak 7.259 orang," ujarnya.

Masrul juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.(lyn/mia/jpg/sol)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook