Mantan kepala Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) itu pun menegaskan kembali bahwa ledakan dan tembakan senjata api yang suaranya terdengar cukup jauh tidak sampai menyebabkan munculnya korban jiwa.
”Sampai dengan finish (operasi) tidak ada korban jiwa. Semuanya menyerahkan diri dan semua dievakuasi dengan baik,” tambahnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa, ledakan yang terdengar oleh awak media juga merupakan bagian proses sterilisasi. Sebab, para napi juga sempat mengambil barang bukti berupa bom yang diamankan petugas dari penanggulangan kasus terorisme sebelumnya. Sterilisasi dipimpin langsung oleh dankor Brimob dan kepala Polda Metro Jaya.
Ketika ditanya berkaitan dengan hal itu, Dankor Brimob Irjen Pol Rudy Sufahriadi menyampaikan bahwa ledakan bersumber dari tembok yang diledakan petugas. ”Karena patut diduga dan mereka (napi terorisme yang menyerahkan diri lebih dulu) juga sudah sampaikan bahwa mereka menyimpan bom-bom,” bebernya.
Sebagai langkah tindak lanjut atas operasi tersebut, ratusan napi kasus terorisme itu kemudian dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Nusakambangan. Berdasar informasi yang diterima Jawa Pos (JPG) dari Ditjen Pas Kemenkumham, lapas yang dipakai untuk menampung para napi adalah Lapas Batu, Lapas Pasir Putih, dan Lapas Besi.
Berdasar keterangan Syafruddin di Kantor Istana Kepresidenan Bogor kemarin, dari total 155 napi hanya 145 yang sudah dipindahkan ke Nusakambangan. Sementara itu, 10 napi lainnya masih belum dipindahkan.