"Mana ada. Katakanlah dari 5000 pekerja itu, paling yang dibawa 500 orang, itu yang penting-penting, pekerja level atas. Jadi khawatir boleh, tapi jangan terlalu khawatir. Kalau terlalu khawatir kita cenderung dikit-dikit nyalahin luar," sebutnya.
Hanif menambahkan, tantangan yang dihadapi sekarang adalah terjadinya over supply pekerja di level bawah karena angkatan kerja Indonesia jumlahnya sekitar 128 juta, 60-an persennya lulusan SD-SMP.
"Nah yang ini yang harus didorong. Makanya pemerintah fokus ke sni. Pak Jokowi memerintahkan investasi SDM jadi prioritas, pendidikan vokasi jadi prioritas, agar yang levelnya di bawah itu terangkat. Karena kita kekurangan itu justru level menengah ke atas. Sementara di bawah over supply," pungkas dia.(fat)