JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Banjir parah yang melanda ibu kota pada Rabu (1/1), sangat disayangkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Perbaikan tata ruang, dari hulu ke hilir memang sudah sepatutnya dilakukan pihak-pihak terkait.
Di hulu sendiri, Kementerian PUPR tengah merampungkan pembangunan bendungan Ciawi dan Sukamahi. Pembebasan lahannya sudah hampir 95 persen. Basuki berharap, proyek tersebut bisa rampung tahun ini.
"Mudah-mudahan dengan beberapa program itu, akan mengurangi atau menambah kesiapsiagaan kita menghadapi musim-musim hujan berikutnya yang mungkin akan menjadi lebih besar dari apa yang sudah kita rasakan hari-hari ini, menurut ramalan BMKG," jelasnya, Rabu (1/1).
Sayangnya, di bagian bawah, normalisasi Kali Ciliwung disebutnya kurang lancar. Dari target 33 kilometer (Km), yang berhasil dinormalisasi baru 16 Km. Basuki pun kecewa dengan kinerja Pemprov DKI Jakarta.
"Mohon maaf Bapak Gubernur, selama dalam penyusuran Kali Ciliwung, nyata. Kali Ciliwung yang sepanjang 33 Km, yang sudah ditangani normalisasi 16 Km," katanya.
Menurutnya, selain normalisasi Kali Ciliwung, hal lain yang bisa dilakukan Pemprov DKI Jakarta yakni normalisasi Kali Pesanggrahan. Kemudian, membuat sodetan Sungai Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT).
Sementara itu, Anies tak sependapat apabila belum rampungnya normalisasi sungai dianggap pengebab utama banjir. Menurut mantan Mendikbud itu, pembenahan di hulu adalah kunci.
"Selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan, maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya," kata Anies.
Oleh karena itu, dia berharap Basuki segera merampungkan proyek di hulu. "Kita bersyukur bahwa sekarang Kementerian PUPR sedang menyelesaikan dua bendungan. Dan kalau dua bendungan itu selesai, maka volume air yang masuk ke pesisir bisa dikendalikan," pungkasnya.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi