JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Penyaluran bantuan subsidi upah (BSU) kembali molor dari target. Pencairan bantuan senilai Rp600 ribu yang tadinya dijanjikan rampung Oktober 2022 hingga kini masih belum tuntas. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Anwar Sanusi mengatakan, penyaluran terus berproses.
Saat ini, pihaknya telah menyalurkan pada 9,2 juta pekerja per buruh. Jumlah tersebut baru sekitar 72 persen dari target total penyaluran BSU, yakni, 12,7 juta pekerja. Penyaluran tersebut dilakukan melalui bank-bank yang tergabung dalam himpunan bank negara (Himbara). "Sisanya 3,6 juta akan disalurkan lewat kantor pos. Insyaallah mulai pekan ini," ujarnya.
Proses penyaluran melalui PT Pos Indonesia pun sudah dimulai. Data sudah selesai diverifikasi dan validasi. Sehingga, dana sudah bisa mulai disalurkan di awal November ini. Anwar menjelaskan, penyaluran melalui PT Pos Indonesia ini tentu akan berbeda dengan bank Himbara. Jika melalui Himbara, maka dana langsung disampaikan ke rekening penerima.
Sedangkan, untuk penyaluran PT Pos Indonesia, akan dibuat undangan terlebih dahulu pada calon penerima BSU. Dalam surat tersebut, para penerima diberikan kesempatan untuk memilih apakah akan mengambil langsung ke kantor pos terdekat atau bisa juga membuat akun Pospay untuk ditransfer ke sana.
Dengan mulai disalurkannya BSU lewat PT Pos Indonesia ini, Anwar optimis, BSU bisa selesai dicairkan awal November 2022. "Target kami awal November sudah selesai. Mudah-mudahan bisa kita selesaikan terkait BSU ini," ungkapnya.
Terpisah, Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar menilai, pemerintah lambat dalam upaya penyaluran BSU. Terlebih, jika dibandingkan dengan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat miskin yang sudah mencapai 98,57 persen.
Timboel cukup menyayangkan kondisi ini. Pasalnya, BSU 2022 sengaja dikucurkan kembali untuk membantu menaikkan daya beli pekerja/buruh yang terimbas kenaikan harga BBM.(mia/jpg)