Di Jakarta Rusuh, Demo di Surabaya-Jogja Damai

Nasional | Selasa, 01 Oktober 2019 - 09:23 WIB

Di Jakarta Rusuh, Demo di Surabaya-Jogja Damai
ILSTRASI: Aksi massa melempari aparat kepolisian yang berjaga di belakang Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta pada demonstrasi, Senin (30/9). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

 JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Unjuk rasa mahasiswa dan pelajar kembali pecah kemarin (30/9). Ribuan orang berdatangan sejak pukul 14.00. Tidak seperti demonstrasi pada 23–24 September lalu yang massanya menumpuk di depan gedung DPR, kemarin titik massa terpencar. Sebab, area di depan gerbang DPR diblokade polisi sejak pagi.

Konsentrasi massa tampak di Jalan Gatot Subroto, sisi utara dan selatan gedung DPR, depan Manggala Wanabakti atau depan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).


Ada juga sekelompok demonstrans di sekitar Stasiun Palmerah di belakang gedung DPR. Kelompok lain berkumpul di sepanjang Jalan Gerbang Pemuda atau depan kantor TVRI.

Tuntutan demonstran tidak berubah. Yaitu, mendesak DPR dan pemerintah untuk membatalkan UU KPK hasil revisi, menolak RUU KUHP, RUU Pertanahan, RUU Minerba, dan sejumlah RUU kontroversial lain. ”Kami juga minta aparat jangan represif menghadapi kami,” kata Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sultan Rivandi.

Pantauan Jawa Pos, aksi mahasiswa mulai memanas sekitar pukul 15.30. Itu terjadi di Jalan Gatot Subroto sisi selatan gedung DPR. Massa melempari aparat dengan batu. Batu-batu berhamburan, mengenai tameng yang dipakai polisi. Aparat membalas dengan menembakkan gas air mata. Massa pun semburat.

Namun, tak lama kemudian, massa kembali berdatangan. Bahkan, sekitar pukul 19.00 massa menyerang kendaraan taktis (rantis) Barracuda milik Korps Brimob di Jalan Gatot Subroto. Hingga tadi malam pukul 19.40, Jalan Gatot Subroto lumpuh total. Jalan arteri maupun tol dalam kota ditutup. Baik dari arah Semanggi ke Slipi maupun sebaliknya.

Aksi massa juga pecah di area Stasiun Palmerah. Kawasan yang berada persis di belakang gedung DPR-MPR tersebut dipenuhi massa dari arah rel kereta api di Jalan Tentara Pelajar. Mulai pukul 17.00 massa melempari aparat dengan batu, pecahan kaca, dan benda-benda lain.

Massa sempat menutup Jalan Tentara Pelajar. Arus lalu lintas lumpuh. Banyak pengendara yang akhirnya balik arah karena khawatir terkena amuk massa. ”Mohon Adik-Adik jangan menutupi jalan. Kasihan pengguna jalan. Di sana ada tukang ojek online yang mencari nafkah, ada angkot, ada orang sakit yang butuh pertolongan,” teriak polisi melalui pengeras suara.

Aksi demo juga berlangsung di Surabaya. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur dan Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur menggelar aksi di depan Mapolda Jatim. Mereka menuntut keadilan atas meninggalnya dua mahasiswa di Kendari saat unjuk rasa.

Dua mahasiswa yang meninggal itu adalah Immawan Randi dan Yusuf Qordawi. Ketua IMM Jawa Timur Andreas Susanto meminta polisi mengusut tuntas peristiwa kelam tersebut. Para mahasiswa juga melakukan salat gaib di depan Mapolda Jatim. Setelah itu, mereka berdialog dengan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan.

Menurut Luki, kondisi di Jawa Timur masih bisa terjaga. Sebab, sudah ada komunikasi dengan segenap elemen mahasiswa dan pihak lain. Permasalahan yang muncul bisa ditampung dan aspirasi dapat disampaikan. ”Jawa Timur kini menjadi model pengamanan Asmaul Husna. Itu sangat luar biasa dan mujarab untuk meluluhkan aksi demonstrasi,” ujarnya.

Sementara itu, aksi demo di Jogjakarta berlangsung damai. Sekumpulan siswa sekolah menengah atas (SMA) ikut meramaikan aksi Gejayan Memanggil jilid 2. Masih berseragam, para pelajar bergabung dengan massa di sepanjang Jalan Affandi kemarin.

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook