JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ada 3 kardus besar dan 2 karddus kecil yang dibawa petugas dari kantor di kawasan Kemang, Jakarta, itu. Isinya 153 dokumen, termasuk data transaksi keuangan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) selama periode 2017-2018.
Selain itu, ada dokumen yang menjelaskan struktur organisasi dan administrasi otoritas sepak bola tertinggi di tanah air tersebut. Termasuk, kewenangan beberapa pihak di dalamnya. Juga, daftar wasit yang bertugas di semua strata kompetisi Indonesia musim lalu.
Semua dokumen tersebut, menurut Humas Satgas Antimafia Bola Kombespol Sahar Diantono, akan dianalisis untuk dipastikan potensinya menjadi barang bukti kasus pengaturan skor pertandingan. “Nanti kami cek lagi. Akan ada pengembangan lebih lanjut dari dokumen ini,” ujar Sahar di Jakarta kemarin.
Yang berlokasi di Kemang itu adalah kantor lama PSSI. Seharian kemarin, sejak sekitar pukul 11.00, ada dua kantor PSSI yang digeledah Satgas Antimafia Bola. Kantor lain berada di lantai 14 FX Sudirman, Jakarta. Itu kantor baru PSSI. Kalau di kantor lama penggeledahan berlangsung tiga jam, di kantor baru masih berlangsung sampai tengah malam tadi.
Menurut dia, dokumen yang diamankan terkait dengan pertandingan-pertandingan di Liga 1, 2, dan 3. Sejumlah paspor juga disita.
Terkait dengan daftar wasit, Sahar tidak mau berkomentar banyak. Pihaknya masih akan mendalami hal tersebut untuk nanti dijadikan bahan penyelidikan. “Sudah saya sampaikan tadi, penggeledahan ini terkait pengembangan laporan atas nama (mantan manajer klub Liga 3 Persibara Banjarnegara, red) Lasmi Indaryani,” ungkapnya.
Penggeledahan di Kemang tak berlangsung terlalu lama karena PSSI sudah tidak berkantor di sana. “Kebetulan, di sini kontrak dan tanggal 31 Januari ini habis. Kemudian, sebagian besar dokumen sudah pindah di kantor baru, FX Sudirman. Namun, tadi masih ada dokumennya,” terangnya.
Hal yang berbeda terjadi di kantor baru PSSI. Di sana, semua ponsel milik pegawai PSSI diamankan sementara. Satu per satu diperiksa. Para pegawai itu tak boleh turun atau keluar kantor selama penggeledahan. Bahkan, rekaman CCTv di sekitar kantor juga diperiksa. Tujuannya mendapatkan bukti sebanyak-banyaknya terkait pengaturan skor.(ksm)
(Laporan JPG, Jakarta)