Assalamualaikum WR. WB.
Bolehkah membayar zakat ke luar daerah domisili di mana muzakki bertempat tinggal? Mohon penjelasannya ustaz, jazakallahu khair.
Bu Ira, 085278XXXX
Jawaban:
Waalaikumsalam WR. WB. Terimakasih kepada bu Ira yang menanyakan ketentuan membayar zakat ke luar daerah domisili muzakki bertempat tinggal. Para ulama sepakat bahwa zakat mesti dibayarkan kepada orang yang berhak menerimanya. Dalilnya firman Allah SWT: "Sungguh zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah maha mengetahui, maha bijaksana" (QS At-Taubah 60). Ayat tersebut secara ekplisit menjelaskan siapa saja yang berhak menerima zakat, namun tidak merinci domisili dan wilayah orang yang berhak menerima zakat (mustahiq) tersebut.
Ulama berbeda pendapat mengenai kebolehan membayar zakat ke luar daerah domisili muzakki. Kebanyakan ulama mengatakan bahwa zakat harus ditunaikan di wilayah zakat itu tumbuh dan diusahakan. Memindahkan zakat dari daerah muzakki ke wilayah lain tidak boleh menurut pendapat yang masyhur dalam Mazhab Syafi’i.
Namun, sebagian ulama membolehkan memindahkan zakat dari negeri orang yang mengeluarkannya ke negeri lain jika hal itu membawa maslahat, dengan catatan, orang yang mengeluarkan zakat itu mempunyai sanak kerabat yang berhak menerima zakat di negeri lain dan zakat itu dikirim kepadanya. Begitu juga jika standar hidup di negeri itu tinggi, lalu muzakki mengirimnya ke suatu negeri yang lebih miskin, hal itu juga boleh. Akan tetapi, jika tidak ada kemaslahatan dalam memindah zakat dari negeri satu ke negeri lain, maka sebaiknya tidak perlu dipindahkan. Analoginya, bila dari satu negara ke negara lain dibolehkan membayar zakat, maka dari satu daerah ke daerah lain tentu juga dibolehkan jika ada maslahat di dalamnya. Wallahu A’lam.***