Tips Merawat si Kuping Panjang

Liputan Khusus | Minggu, 30 Oktober 2022 - 10:41 WIB

Tips Merawat si Kuping Panjang
ILustrasi (ISTIMEWA)

RIAUPOS.CO - Kelinci termasuk hewan pengerat yang rentan. Apalagi jenis kelinci hias yang didatangkan dari luar negeri. Sebab, iklim, kondisi alam, pakan, dan cara hidup asli mereka berbeda. Maka treatment yang harus diberikan kepada mereka pun tidak boleh sembarangan. Mereka bisa lebih “manja” dibandingkan kelinci lokal. Sebanding antara ayam kampung dan ayam ras.

Dilakukannya kawin silang antara kelinci lokal dan impor, salah satunya agar kelinci tetap mendapatkan ras asalnya, tapi memiliki daya tahan yang kuat. Tapi tentu saja kawin silang ini akan berdampak ras aslinya hilang. Sebagian penghobi tidak ingin seperti itu. Mereka akan tetap mempertahankan ras asli dengan tidak melakukan kawin silang.


Untuk menjaga agar kelinci hias tidak mudah mati, tentu saja diperlukan treatment yang lebih dibandingkan kelinci lokal. Menurut pemilik Waroenk Prafignas Rabbits, Arfiansyah, hal pertama yang harus dilakukan peternak kelinci hias adalah belajar.

Salah satu cara belajar adalah memulai dari kelinci lokal. Berikutnya, sebelum memilih kelinci hias, disiapkan dulu keperluannya seperti kandang, pakan, minum, dan apa kebutuhan lainnya, seperti obat-obatan.

“Ketahui persis asal-usul kelinci, apa pakannya dan seperti apa kebiasaannya,” ujar Arfi.

Para pemula sebaiknya lebih cermat dan mau banyak bertanya kepada breeder atau pedagang sebelum membeli kelinci. Terutama soal pakannya.

Kelinci akan stres jika diberikan pakan yang langsung berbeda dari pakan awalnya. Jika kelinci terbiasa diberikan pakan pelet penuh, misalnya, lalu diberikan rumput setelah berpindah kandang, maka ia bisa stres bahkan tak mau makan. Lambat laun akan mati.

“Bahkan kalau diberi pelet, tapi tidak sama merek atau jenisnya, kadang juga tak mau makan,” ujarnya.

Arfi sendiri memberikan kelincinya pakan dengan pelet penuh. Takarannya 80 gram sehari dengan pemberian dua kali sehari. Masing-masing 40 gram sekali beri. Kadang juga diberikan rumput hay, namun tidak rutin.

Adapun minumannya hendaknya dengan tempat khusus yang berbeda dengan tempat pakan. Sebaiknya yang menggunakan nipel khusus. Dengan nipel, maka minuman kelinci tidak akan tercampur dengan kotorannya yang bisa membahayakan kesehatannya.

“Saya menggunakan nipel paralel,” ujar Arfi.

Sedangkan kandang haruslah membuat kelinci nyaman, tidak boleh terlalu kecil. Kelinci biasanya diberikan kandang masing-masing per ekor. Kecuali indukan yang  bisa bersama anak-anaknya hingga lepas sapih. Ukuran kandang yang ideal adalah 60 x 50 x 45 cm untuk satu ekor kelinci.

Sejalan dengan kandang adalah menjaga kebersihannya. Kandang dibersihkan setiap hari. Jika tidak, maka penyakit bisa menanti. Kandang juga harus aman dari pemangsa, panas, dan hujan. Pemangsa yang berbahaya biasanya adalah tikus, anjing, dan ular jika jauh dari rumah. Kelinci juga sangat rentan pada perubahan cuaca. Berbagai penyakit biasanya datang akibat cuaca, pakan yang tidak tepat, atau kandang yang kurang bersih.

Beberapa penyakit yang kerap terjadi adalah scabiest, kembung, dan mencret. Kebanyakan akibat salah pakan. Jika kembung, misalnya, kelinci biasanya tidak mau makan, murung, dan tak keluar kotorannya.

“Pencernaan kelinci ini rentan,” ujarnya.

Makanya, para peternak atau sekadar penghobi perlu mempersiapkan obat, baik untuk scabiest, kembung, atau mencret. Arfi bahkan mempersiapkan kotak P3K khusus kelinci. Ada obat makan, ada juga obat suntik. Dia sudah mahir melakukannya.

Jika ingin mengembangkan kelinci, tentu saja harus bisa mengawinkan kelinci. Selain itu harus dipersiapkan tempat bagi anakannya. Kelinci biasanya beranak lima hingga delapan ekor. Cukup disediakan wadah seperti tempat ayam bertelur, yang disesuaikan ukurannya dengan indukan kelinci. Di sekitar tempat beranak kelinci itu disediakan rumput kering atau daun kering. Indukan kelinci akan memungutnya dan mengumpulkan rumput kering di sarangnya. Jangan kaget juga jika indukan kelinci akan mencabut bulunya sebagai tempat anaknya kelak. Kadang hingga bulunya gundul.

“Tapi ada juga yang hanya sedikit, bahkan tidak sama sekali kalau tempatnya dianggap sudah nyaman untuk anak,” ujarnya.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook