PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Para penyelamat kucing telantar atau cat rescuer mengupayakan sendiri berbagai keperluan untuk penyelamatan yang dilakukan. Salah satu yang berperan besar adalah donasi dari masyarakat. Donasi dapat diberikan oleh siapa saja, bahkan seorang Tyas Mirasih yang notabenenya artis juga rutin memberikan donasi.
Donasi dari Tyas Mirasih ini diterima oleh Yayasan Rumah Kucing Pekanbaru, kelompok cat rescuer yang ada di Pekanbaru. Kepada Riau Pos akhir pekan lalu, salah satu pendiri kelompok ini, Adriati atau yang akrab disapa Aad mengungkap suka duka menggalang dana untuk penyelamatan kucing telantar.
Rumah Kucing Pekanbaru sudah berdiri sejak tahun 2016 lalu. Kini total ada 200-an ekor kucing yang diselamatkan dari berbagai latar belakang penyebab. Mulai dari animal abuse, dibuang, hingga menderita penyakit.
Pada tiap kasus penyelamatan yang ditangani, tantangan utama yang dihadapi oleh cat rescuer adalah dana. Dengan kondisi komunitas yang tak menghasilkan uang, maka para penggiatnya harus putar otak mencari cara agar penyelamatan bisa tetap dilakukan.
Untuk mengobati kucing-kucing yang diselamatkan, Aad menyebut pihaknya mempublikasikan setiap informasi kucing yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan lewat akun sosial media Rumah Kucing Pekanbaru di Facebook dan Instagram.
Dari informasi ini, Aad dan rekan-rekannya akan menunggu siapa saja yang mau mengulurkan bantuan. ’Kita ada donatur tetap. Tapi ketika mem-posting, kami tidak berani menghubungi satu per satu. Ibaratnya kami posting, donatur tetap itu respon,’’ paparnya.
Salah satu dari sekian banyak masyarakat yang turun tangan membantu komunitas ini terselip nama artis Tyas Mirasih. Dia sejak setahun terakhir rutin memberikan donasi pada Rumah Kucing Pekanbaru.
Kisah Tyas Mirasih memberikan bantuan dimulai sejak setahun yang lalu. Saat Rumah Kucing Pekanbaru mem-posting tentang seekor kucing yang dalam kondisi terlilit ikat pinggang di leher.
‘’Kami posting untuk mencari donasi. Ternyata Tyas Mirasih membaca. Sejak itu kami berkenalan di dunia maya dan dia rutin menyalurkan donasi,’’ kenang Aad.
Bantuan dari Tyas Mirasih yang diterima total sudah sekitar Rp12 juta. Ini diterima dalam enam kali bantuan dengan nominal Rp2 juta tiap kali bantuan datang. Selain pada Rumah Kucing Pekanbaru, Tyas juga rutin memberikan bantuan pada rescuer lainnya. ‘’Awalnya dia bilang saya berniat bantu. Tolong dirawat ya,’’ tuturnya.
Dalam meyakinkan masyarakat untuk memberikan donasi, Aad dan rekan-rekannya memberikan penanganan yang tuntas terhadap setiap kucing yang diselamatkan. Secara berkala, perkembangan penanganan juga diinformasikan.
‘’Teman-teman ini (donatur, red) melihat kami tuntas. Ada salah satu donatur jauh di Malaysia. Dia akhirnya japri (jalur pribadi) kami dan mengatakan, dari beberapa rescuer yang dibantunya dia melihat kami tuntas. Foto kucingnya kami posting, biaya dokternya kami posting, dan ke klinik kami update. Ketika sudah pulih kami sterilkan kami update, ketika diadopsi kami update lagi. Sampai akhirnya si adopter meng-update sendiri kucing dari kami,’’ urainya.
Melalui donasi pula, ada donatur yang akhirnya menjadi adopter dan rescuer. ‘’Total donasi yang sudah terhimpun semua Rp25 juta. Kadang minus. Kalau sudah begini kami berusaha saja cari. Kalau dari kantong pribadi sudah tak ternilai lagi jumlahnya,’’ tambahnya.
Dari aktivitas penyelamatan kucing, Aad mengungkap, dia dan rekan-rekannya yang lain hanya mencari kepuasan yakni, bisa merawat hingga sembuh kucing yang kondisinya memprihatinkan.
‘’Itu ada kucing yang kaki tiga. Si Kely. Itu awalnya diikat orang tangannya, diamputasi akhirnya. Ini sembuh dan sudah kami rawat. Ada juga yang sudah hampir separuh badannya masuk di mulut biawak, kami rawat juga, ekornya akhirnya putus. Ada kepuasan bisa menyelamatkan mereka. Apalagi ketemu adopter,’’ ucapnya.
Di Rumah Kucing Pekanbaru, jika ada pihak-pihak yang ingin mengadopsi kucing yang ada di sana, tidak dikenakan biaya sama sekali.
‘’Karena kami pun niatnya dari awal harus menerapkan bahwa kegiatan ini tidak akan menguntungkan secara materi. Malah duit pribadi yang kadang terpakai. Kenapa kami tidak memungut biaya dari adopter, karena kami juga dibantu donasi,’’ ucapnya.
Yayasan Rumah Kucing Pekanbaru membuka donasi melalui gerakan donasi Rp10 ribu untuk pembelian pakan dan obat-obatan. ‘’Bisa disalurkan ke Yayasan Rumah Kucing Pekanbaru Bank Mandiri nomor rekening 108.002.082.476.0. Atau follow IG kami di @yayasanrumahkucingpekanbaru,’’ tuturnya.
Tak ditampik, kondisi pandemi Coronavirus Disease 2019 juga memberikan pukulan telak dalam upaya penyelamatan kucing telantar. Serupa dengan berbagai aktivitas masyarakat lainnya. Dikatakan Aad, dia dan rekan-rekannya yang tergabung dalam kelompok penyelamat kucing telantar memahami bahwa kondisi masyarakat juga sulit untuk bisa memberikan donasi pada mereka. Karena itu, Aad dan rekan-rekannya siap jika diberi peluang usaha yang bisa membantu secara finansial untuk menangani kucing-kucing telantar.
‘’Di musim pandemi ini kami tahu diri. Bahwa semua situasi serba sulit. Kami tidak mengharapkan umpan, tapi beri kami kail agar kami bisa berwirausaha untuk kehidupan mereka. Misalnya ada grosiran atau agen-agen yang mau kami menjadi reseller-nya maka kami siap tempur. Boleh produk kucing, dan baju-baju,’’ harapnya.
Dalam kondisi pandemi Covid-19 pula, mereka tak berpangku tangan. Setidaknya, beberapa peluang usaha kini sudah dijajaki.
‘’Kami sedang merintis penjualan perawatan kucing seperti obat-obatan, dan P3K untuk kucing. Ini bagi rescuer yang tidak ada biaya ke dokter,’’ ungkapnya.
Rumah Kucing Pekanbaru dalam setahun terakhir juga merintis Pet Ojek. Yakni jasa antar jemput kucing peliharaan beserta kebutuhannya.
‘’Jadi kalau punya kucing tidak sempat bawa ke steril, jemput sana sini, jemput makanan ke pet shop, kami ada jasa pet ojek. Sudah setahun ini aktifnya. Tapi karena pandemi ini mulai payah cari pelanggan,’’ tuturnya.
Untuk Pet Ojek, biaya jasa yang digunakan adalah Rp100 ribu pulang dan pergi membawa ke dokter hewan. Sejauh ini layanannya tersedia dua kali sepekan. Driver ojeknya adalah Eva, salah satu anggota Rumah Kucing Pekanbaru. ‘’Kami promosikan ke FB. Ini Eva pet ojeknya. Pet ojek ini harus cat lover,’’ tegasnya.(ali)