Aman Bersama Sambo

Liputan Khusus | Minggu, 16 Juli 2023 - 10:27 WIB

Aman Bersama Sambo
Infografis (RIAU POS)

Risiko cedera dikurangi seminimal mungkin. Caranya selain mengetahui teknik yang baik, juga harus selalu menggunakan pengaman, baik selama pertandingan, maupun dalam latihan.

“Bahkan dalam latihan, kita selalu tekankan agar petarung selalu menggunakan pengaman agar nanti terbiasa ketika dalam pertarungan yang sesungguhnya,” ujar Budi.


Dalam sambo, nilai tertinggi ada pada bantingan. Jika bantingan berhasil maka bernilai 4. Jika bantingan berhasil dan petarung yang membanting masih berdiri, maka langsung bernilai 8 dan dinyatakan menang. Pukulan dalam sambo combat hanya bernilai jika lawan terjatuh. Jika lawan tidak terjatuh akibat pukulan setelak apapun, tidak akan bernilai.

Olahraga sambo sudah diperkenalkan pada PON XX 2020 yang dilaksanakan Oktober 2021 lalu di Papua. Akan tetapi pada PON XX Papua ini, sambo hanya diperkenalkan sebagai eksebisi. Dalam PON XX Papua 2020, Riau mengutus 3 atlet, tetapi malah mendapatkan empat emas. Bagaimana ceritanya? Dua atlet Riau, masing-masing Agustianto dan Agus Safri mendapatkan masing-masing satu emas. Tetapi keduanya mendapatkan gelar best of the best sehingga masing-masing ditambah emas satu lagi. Sehingga masing-masing mendapatkan dua emas. Satu atlet lagi bernama Bima mendapatkan satu perak, sehingga total medali yang didapat ketika PON Papua adalah empat emas dan satu perak. Ketika itu, selain tiga atlet, ikut juga pelatih Winneka dan ofisial Ian Machyar.

Pada PON XXI 2024 di Aceh-Medan, Riau mengutus 13 atlet sambo, masing-masing sembilan atlet laki-laki dan empat atlet perempuan. Atlet yang diharapkan mendapatkan medali adalah tiga atlet yang meraih medali pada PON XX Papua sebelumnya, dan atlet unggulan baru Jajak Sukarjak. Jajak sebelumnya menekuni wushu dan kini bergabung di sambo.  “Target kami tidak muluk-muluk, hanya dua emas, tetap dari Agustianto dan Agus Safri. Hanya saja kami harapkan atlet yang lain juga bisa menyumbang medali,” ujar Ian Machyar.***

 

Laporan Muhammad Amin, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook