Banjir yang terjadi selama tiga hari pada Kamis-Sabtu (25-27/3) di Perumahan Fauzan Asri RT 01 RW 10 Kelurahan Labuai, Kecamatan Bukitraya membuat ratusan warga terpaksa mengungsi. Pasalnya, ketinggian air mencapai satu setengah meter memaksa warga mencari tempat tinggal sementara.
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Seperti yang diungkapkan Ketua Perumahan Fauzan Asri RT 01/RW 10 Tangkerang Labuai Sri Winengku Adi. Menurutnya, perumahan tersebut dihuni 48 kepala keluarga dari 81 rumah. Namun, yang terdampak banjir dalam lingkungan RT tersebut ada 60 kepala keluarga, termasuk di luar perumahan.
"Ya, ketika banjir itu kami harus mengungsi karena tidak mungkin untuk tetap berada di rumah. Warga yang mengungsi tersebut ditampung di Musala Jainatul Baiki. Sebagian ada yang ke hotel. Ada yang ditampung di tempat warga yang tidak terdampak. Sementara tenda hanya ditempati beberapa warga untuk berjaga saja," kata Win yang juga menjabat Wakil Ketua LPM Tangkerang Labuai ini.
Saat banjir itu, Win menceritakan banyak harta benda yang tak bisa diselamatkan warga yakni berupa tiga unit mobil dan puluhan sepeda motor. Kalau sepeda motor biasanya parkir di tempat tinggi, namun kecolongan dan akhirnya tenggelam. Sementara barang lainnya, seperti kasur sudah diantisipasi dengan membuat panggung satu meter, tapi kenyataannya banjirnya lebih tinggi.
"Rata-rata warga yang mengalami kerugian ini tempat tidur, kulkas dan mesin cuci yang tak bisa diselamatkan," ujar Win sambil menjelaskan dalam musibah ini tidak ada jatuh korban.
Disinggung soal kehadiran pihak pemerintah, Win mengakui sudah dikunjungi lurah, camat. Dari Dinas Sosial juga membantu tenda-tenda untuk mengangkut barang-barang pindah memakai perahu. Tapi, kalau bantuan lainnya belum ada. Kebanyakan bantuan berupa nasi bungkus dari tokoh masyarakat. Ada juga dari Lazismu sebanyak 60 bungkus.
"Itu pun mana yang dapat saja yang kita kasih. Bantuan dari warga lainnya, seperti mi instan, roti, minuman. Itulah yang kita serahkan ke warga," ujarnya.
Diakuinya, banjir parah ini pernah juga dialami perumahan ini pada 2017. Saat itu, pemerintah juga tidak ada memberi bantuan. Soalnya, saat itu bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri. Mungkin saja saat itu pejabatnya libur. Untuk ke depan kerugian warga hendaknya dapat didata dengan baik.
Win pun dengan memohon meminta pemerintah untuk peduli dengan banjir yang dialami di perumahan ini dengan bisa memberi solusi bagaimana caranya mengatasi dampak banjir, sehingga di sini tidak dianggap banjir musiman.
"Kami ingin dibuatkan tanggul dari Sungai Sail hingga Jondul. Itu yang kami harapkan dari pemerintah kota dan provinsi. Itu cara satu-satunya. Kalau Sungai Sail itu dalam pengerukannya itu sudah teratasi, banjir tidak seperti ini,"ujarnya.
Selain itu, katanya, pemerintah hendaknya lebih perhatian tentang turap lingkungan. Karena dirinya pernah mengajukan surat tapi hingga kini belum ada kejelasan. Win juga menyesali apa yang dilakukan Dinas Sosial. Di mana saat warga mengalami musibah, mereka meminta data yang otentik. "Bagaimana mau mendata, rumah saja sudah ditinggalkan oleh warga, sehingga tak mungkin. Tapi kemarin sudah diberikan datanya. Jumlah KK, berapa anggotanya. Mudah-mudahan ada bantuan,"katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru Zarman Chandra mengatakan, jumlah rumah yang terendam banjir lebih kurang 120 rumah. Sarana dan prasarana yang digunakan perahu fiber ada satu unit lengkap dayung, life jacket dan tenda pengungsian.
Disebutkannya, ada delapan titik lokasi terendam banjir dan sekitar 400 KK terdampak dari tiga kecamatan yang berada tak jauh dari Sungai Sail di Pekanbaru. Dari data BPBD Kota Pekanbaru, lokasi pertama terletak di Perumahan Mande Villa Jalan Cengkeh Tangkerang Labuai RT 001 RW 004 Kecamatan Bukitraya. Di sini, jumlah warga yang terdampak 98 KK dengan ketinggian air sepinggang orang dewasa dan ada yang lebih. Kemudian Jalan Lembah Raya di Sungai Batak Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukitraya. Di sini ketinggian air mulai dari selutut dan ada yang sepinggang orang dewasa. Sementara lokasi ketiga di Jalan Wicaksana masuk ke Jalan As Sakinah Tangkerang Labuai, RT 001 RW 010, Kecamatan Bukitraya.
Lokasi lainnya, yakni di Jalan Karya Cipta, Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya. Di mana jumlah warga yang terdampak 20 KK dan yang terendam banjir lebih kurang 10 rumah dengan ketinggian air maksimal sepinggang orang dewasa.
Kemudian Jalan Sakuntala Gang Kencana V, VI dan VII di Tangkerang Utara RT 015 RW Kecamatan Bukitraya. Jumlah warga yang terdampak 30 KK dan yang terendam banjir 45 rumah.
Lokasi lainnya di Jalan Pesantren Tangkerang Timur Kecamatan Tenayan Raya. Dengan ketinggian air sekitar 1,5 meter setinggi dada orang dewasa. Lalu lokasi di Jalan Gunung Raya Gang Arrahman Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Di sini ketinggian air sekitar dua meter dan sarana prasarana yang digunakan perahu fiber 1 unit lengkap dayung dan life jacket.
Terakhir, lokasi kedelapan di Jalan Dwikora, Suka Mulia, Kecamatan Sail dengan ketinggian air sekitar satu meter dan digunakan perahu fiber 1 unit lengkap dan life jaket. Sejauh ini, banjir masih bersumber dari luapan Sungai Sail. Untuk penanganan, BPBD Kota Pekanbaru sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan normalisasi.
"Orang tu sudah meninjau tadi. Minta keterangan lokasi dan cek lapangan,"imbuhnya.
Camat Bukit Raya T Ardi Dwisasti menyebutkan, debit air Sungai Sail memang kerap meningkat akibat curah hujan yang terus meninggi di sejumlah kawasan Kota Pekanbaru. Akibatnya, lima kawasan permukiman warganya terendam banjir akibat berada di samping hulu anak Sungai Sail.
"Kami sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Kita segera melakukan pengerukan anak Sungai Sail yang dangkal tersebut," tegasnya.***
Laporan : ELVY CHANDRA (Pekanbaru)