(RIAUPOS.CO) - Perkembangan teknologi saat ini turut mengubah banyak hal. Salah satunya adalah dunia fotografi. Dulu, pengambilan citra udara hanya bisa dilakukan dengan alat semisal pesawat, helikopter bahkan balon udara. Itupun menggunakan biaya yang sangat mahal. Kini, setelah drone (pesawat tanpa awak) khusus fotografi mulai marak, untuk menikmati keindahan dari udara jadi semakin mudah.
Wakil Ketua Pilot Drone Riau Ismail Noer Harahap menceritakan, sejarah drone sebetulnya sudah ada sejak dahulu kala. Di Amerika Serikat sendiri, pesawat tanpa awak sudah mulai dikembangkan pada tahun 1918. Saat itu, perkembangan teknologi drone baru sebatas untuk senjata perang. Seiring dengan perkembangan teknologi, secara berangsur-angsur drone mulai dikembangkan untuk banyak hal. Salah satunya untuk fotografi.
"Harganya mulai dari Rp5 juta sampai Rp40 juta," ujar Ismail saat berbincang dengan Riau Pos, Sabtu (18/12).
Ia melanjutkan, untuk fotografi udara lebih dikenal dengan sebutan aerial fotografi. Bedanya, aerial fotografi ini dapat mencakup sudut pengambilan foto yang lebih luas di banding foto biasa yang diambil dari darat. Hal itulah yang membuat aerial fotografi semakin diminati. Hingga menjadi tren tersendiri. Khusus di Bumi Lancang Kuning, tren ini sudah mulai eksis sejak 2015 lalu.
"Kalau eksisnya itu sudah cukup lama ya. Tapi untuk Pilot Drone Riau, berdiri pada tahun 2016. Sekarang anggotanya sudah mencapai 90 orang lebih," ujarnya.
Untuk pengambilan gambar, biasanya digunakan untuk mode panorama dan landscape alam. Pada beberapa kesempatan, drone juga bisa digunakan untuk pengambilan gambar yang sulit dijangkau guna kepentingan penelitian. Seperti pengambilam foto kawah gunung, termasuk pengambilan gambar jurang dalam yang kemungkinan untuk dimasuki manusia cukup minim.
Bagi penikmat fotografi, kisaran harga alat drone tergantung spesifikasi. Mulai dari spesifikasi mesin dan motor drone dan kualitas kamera. Khusus untuk ini, dia lebih merekomendasikan merek DJI. Memang untuk harga, pabrikan SZ DJI Technology Co Ltd tersebut sudah teruji di kalangan pilot drone maupun pecinta aerial fotografi. Namun bila terbatas oleh bujet, ia mempersilakan siapa saja apalagi pemula untuk memiliki unit drone dari berbagai merek.
Yang terpenting, sambung dia, sebelum benar-benar memutuskan untuk membeli drone, pengguna diminta benar-benar mengetahui spesifikasi dasar drone. Kemudian dicocokkan dengan kegunaan. Misalnya, bila ingin menggunakan drone untuk kepentingan kualitas gambar, maka disarankan memilih drone dengan keunggulan dari sisi kamera. Akan tetapi tetap memperhatikan kualitas mesin drone itu sendiri.
"Kalau sekarang kan sudah banyak. Tinggal perkaya materi pengetahuan tentang dasar drone. Bisa belajar di YouTube juga," ujarnya.
Diakuinya, untuk penggunaan drone lebih banyak tantangan dari fotografi biasa, terutama dari keselamatan alat. Karena ada banyak benda sebagai penghalang yang berkemungkinan menjadi penyebab drone rusak karena tertabrak seperti menara listrik dan menara jaringan telekomunikasi. Tidak tertutup kemungkinan drone yang diterbangkan bertabrakan dengan hewan udara seperti elang.
Makanya, ia meminta pengguna agar terus mengutamakan kehati-hatian. Bila perlu, menggunakan co-pilot. Atau biasa disebut visual observer. Tugasnya untuk mengamati keamanan drone dan memastikan penerbangan berlangsung aman tanpa gangguan."Kalau misalkan lebih aman lagi pakai visual observer. Jadi dia seperti co-pilot. Memastikan penerbangan tanpa gangguan," tuturnya.(das)
Laporan AFIAT ANANDA, Pekanbaru