Mengapa tidak mengajukan bantuan ke Pemkab Bengkalis untuk meminta bantuan kapal? Sambil tersenyum Erwandi mengatakan sudah bosan mengajukan permintaan bantuan itu. ‘’Usah cakap lagi kalau soal minta bantuan itu bang, dah muak dah mengajukan bantuan itu,’’ ujarnya.
Kalaulah kertas proposal yang diajukan minta bantuan itu bisa dibuat pagar mungkin rumah togok yang ada di daerah ini sudah bisa di pagar semua. ‘’Itu saye tak bengak (bohong, red) do bang. Selalu kami ajukan permintaan bantuan itu, tapi sampai saat ini belum ada realisasi sama sekali,’’ ujarnya.
Mungkin, katanya lagi salahnya pada nelayan di daerah ini juga, karena dahulu memang ada bantuan dari Pemkab Bengkalis untuk nelayan tetapi bukan nelayan pengerih, tetapi kapal bantuan itu mereka jual. ‘’Mungkin itulah penyebab hingga permintaan bantuan kami tak pernah direalisasikan, semogalah suatu saat nanti kami bisa mendapatkan bantuan kapal pompong tu,’’ ujarnya.
Hal lain, lanjutnya kalau Pemkab Bengkalis nak membantu nelayan pengerih bantulah alat pembuat mesin pelet, karena produksi ikan busuk atau ikan yang tidak dimanfaatkan itu cukup banyak di sini, sehingga kalau ada mesin pelet itu nelayan bisa memproduksi sendiri pelet ikan tersebut.
‘’Selama ini ikan-ikan busuk itu dibeli orang luar, mereka olah menjadi pelet dan dijual lagi ke Riau atau bahkan sampai ke Kecamatan Bukit Batu ini, tentunya dengan harga yang lebih tinggi. Saya yakin kalau mesin itu ada, nelayan-nelayan pengerih di sini bisa membuat pelet,’’ tutupnya. (kun)