DARI BONTANG

Jadikan Peringatan HKAN Upaya Pemulihan Lingkungan Pascacovid-19

Lingkungan | Rabu, 16 September 2020 - 15:20 WIB

Jadikan Peringatan HKAN Upaya Pemulihan Lingkungan Pascacovid-19
Prosesi pelepasliaran burung pada puncak hari konservasi alam nasional (HKAN) di Kota Bontang, Kaltim, Rabu (16/9/2020).(KUNNI MASROHANTI/RIAUPOS.CO)

BONTANG (RIAUPOS.CO) - Puncak perayaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) digelar Rabu (16/9/2020) di Taman Nasional, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, dengan tema Nagari Rimba Nusa-Merawat Peradaban Menjaga Alam.

Pelaksanaan kegiatan ini sangat menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Beberapa agenda acaranya juga dilaksanakan secara virtual, menghubungkan berbagai elemen anak Bangsa dari berbagai penjuru Indonesia. Di pintu masuk lokasi acara, banyak tempat cuci tangan yang disedikan panitia. Dilengkapi juga dengan bilik disinfektan. Sedangkan ratusan kursi tempat duduk peserta disusun dengan berjauhan. 


Acara puncak dibuka langsung oleh Wakil Menteri (Wamen) LHK, Aloe Dohong, dengan membacakan pidato Menteri LHK Siti Nurbaya. Dalam pidato itu, Menteri Siti Nurbaya, mengatakan, selain bertujuan mengkampanyekan semangat konservasi, pelaksanaan HKAN 2020 diharapkan dapat mendukung langkah-langkah penyiapan dan pemantapan Provinsi Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yang baru, dengan proyeksi area-coverage seluas kurang lebih 256 ribu hektar, pada wilayah amdinistratif Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara. 

Dikatakan Menteri lebih lanjut dalam sambutannya itu, sangat jelas pesan Presiden Joko Widodo, bahwa, kegiatan tersebut untuj penyiapan calon Ibu Kota Negara (IKN) seraya melakukan pemulihan lingkungan pasca bencana pandemi Covid-19. Artinya penyiapan dan pembangunan IKN menerapkan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan.

Secara keilmuan, katanya, lingkungan adanya turbulensi pada alam seperti saat ini, maka alam juga melakukan pemulihan dirinya atau dikenal dengan resiliensi. 

''Kita kenal dalam istilah ilmiah sebagai peristiwa homeostasis, yaitu proses di mana alam bekerja mengatur keseimbangannya sendiri dan akan mencapai titik keseimbangan baru. Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan hikmah kepada kita semua atas hal-hal yang terjadi. Saya juga sangat mengharapkan kesungguhan dari seluruh jajaran teknis pemerintah, pusat dan daerah untuk stick dan comitted memberi pengabdian kepada Negara dan Bangsa. Muara utama adalah terjaganya alam dan sumberdaya alam, karena disitulah peradaban Indonesia akan terus terpelihara,'' kata Menteri dalam sambutannya. 

Menteri juga menekankan sungguh-sungguh pada semua jajaran aparat untuk bisa sensitif dan memahami prinsip-prinsip jurisdiksi negara, tidak saja jurisdiksi dalam arti wilayah, kawasan yang dipangkunya, namun dan lebih dari itu, juga jurisdiksi dalam urusan yang sama sekali tidak boleh lengah, tidak boleh dilepaskan tanggung jawab pelaksanaanya atas alasan apapun.

Seluruh jajaran aparat dan kader konservasi Indonesia diminta harus betul-betul memahami bahwa sumberdaya alam merupakan modal dasar pembangunan nasional, bagi bangsa saat ini dan generasi mendatang. 

''Untuk itu, sekali lagi kita tidak boleh lengah dan harus ada kesungguhan menjaga sumberdaya alam Republik ini dengan sebaik-baiknya. Ini juga merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia untuk menjaga peradaban. Mari beri contoh kepada generasi muda kita bahwa aktualisasi menjaga sumberdaya alam kekayaan bangsa ini membutuhkan aksi nyata dengan pemahaman yang tepat dan sensing kita, serta sensitivitas bahwa kekayaan alam ini telah begitu rupa diingatkan oleh founding father dan ditorehkan dalam konstitusi negara ini,'' sambungnya. 

Kepada seluruh aparat pusat dan daerah, diminta menjalankan tugas menjaga tumpah darah dan  memberikan keteladanan dan aksi-aksi nyata yang melibatkan dan menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk berkomitmen menjadi bagian tak terpisahkan dari konservasi alam untuk hidup harmoni dan semakin lebih menghargai alam.

''Saya juga  berharap agar kita senantiasa bersinergi dengan berbagai pihak lainnya di Indonesia untuk penerapan makna dan pesan konservasi dalam melaksanakan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dengan menerapkan tiga prinsip konservasi yaitu perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan,'' sambung Menteri lagi dalam sambutannya. 

Puncak HKAN itu juga diwarnai dengan pemberian pengahargaan kepada pejuang konservasi di berbagai wilayah di Indonesia, penyerahan buku karya Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Ir Wiratno yang sudah dibedah sehari sebelumnya, penanaman pohon, dan pelepasliaran burung. Kegiatan ini sendiri disambut gembira oleh Gubernur Kaltim dan Wali Kota Bontang yang juga hadir dalam acara tersebut.

Laporan: Kunni Masrohanti (Bontang)

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook