RHL TN Tesso Nilo Berdampak Ekonomi Bagi Ratusan Warga

Lingkungan | Rabu, 10 Maret 2021 - 11:11 WIB

RHL TN Tesso Nilo Berdampak Ekonomi Bagi Ratusan Warga
Tenaga Ahli Menteri KLHK DR Afni Zulkifli (dua dari kanan) saat meninjau pelaksanaan program RHL di TN Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Selasa (9/3/2021). (KUNNI MASROHANTI/RIAUPOS.CO)

PELALAWAN (RIAUPOS.CO) - Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL) Indragiri Rokan (Inrok) melaksanakan program Rehabilitasi Hutan Lindung (RHL) di kawasan Taman Nasional (TN) Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan. Program ini dilaksanakan sejak 2019, berlanjut 2021 dan berakhir 2023 mendatang. 

Program yang dilaksanakan secara multiyears melalui pihak ketiga, yakni PT Green Mandiri Persada dan PT BUMI Riau Lestari ini melibatkan 201 warga tempatan sebagai pekerja. mereka  mendapat gaji harian dilengkapi dengan fasilitas lain yang diperlukan. Walhasil, perekonomian di kawasan ini terus berputar. 


''Program RHL ini melibatkan 201 warga tempatan sebagai pekerja. Mereka digaji Rp70 ribu perhari, di luar fasilitas lain seperti transportasi. Dalam seminggu, perputaran uang dalam program ini sekitar Rp150 hingga Rp170 juta,'' kata Ismail, Direktur PT Green Mandiri Persada. 

Hal tersebut disampaikan Ismail di depan Tenaga Ahli Menteri (TAM) Bidang Komunikasi Digital dan Media Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), DR Afni Azulkifli, saat meninjau pelaksanaan program tersebut, Selasa (9/3/2021). 

Afni didampingi Plt Kepala BPDASHL Afnan Dharma Putra, S.Hut., M.Si, Plt Kepala TN Tesso Nilo Andri Hansen Siregar, S.Hut.T., M.Sc, Kepala Seksi RHL Desmantoro, S.Hut., M.Si, dan beberapa lainnya. 

Program RHL multiyears di kawasan ini seluas 1000 hektare dimulai sejak 2019 dan berakhir tahun 2021 dengan jumlah bibit yang ditanam 110.000 batang. Kegiatan berlanjut untuk tiga tahun ke depan yakni 2021-2023 dengan luas lahan 1.350 hektare dan jumlah bibit 843.750 batang. 

''Pohon yang ditanam bukan hanya sekedar ditanam, tapi harus hidup. Sebelum masa pelaksanaan program selama tiga tahun berakhir dan sebelum diserahtetimakan, pihak ketiga harus memastikan bahwa bibit yang ditanam ini hidup. Kalau dalam masa pelaksanaan pohon mati, harus ditanam lagi. Pokoknya sampai hidup. Minimal pohon hidup 75 persen dari total bibit yang ditanam, dan penanaman wajib selesai 100 persen,'' jelas Kepala BPDASHL, Afnan. 

Peninjuan pelaksanaan program RHL ini dimulai sejak pagi dan baru selesai sore mengingat lokasi yang jauh dan kondisi jalan tanah yang becek serta berlumpur. Rombongan yang berangkat dari Pekanbaru pukul 06.00 WIB, tiba lagi di pekanbaru pukul 20.00 WIB. 

Selain meninjau langsung titik tanam di Desa Lubuk Kembang Bunga, baik yang baru ditanam maupun yang sudah berusia satu tahun lebih, Tenaga Ahli Menteri Dr Afni Zulkifli juga berbincang langsung dengan para pekerja. 

''Saya mengucapkan terimakasih buat bapak dan ibu yang sudah menanam. Tolong dirawat dan dijaga ya, Pak. Dijaga juga hutan dan TN Tesso Nilo ini jangan sampai terbakar. Hutan ini hutan kita bersama, untuk anak cucu kita kelak,'' kata Afni, saat bertemu pekerja yang mayoritas perempuan. Mereka sedang duduk santai istirahat setelah makan siang. 

Pada kesempatan itu, Afni juga ikut menanam bibit. Bibit yang ditanam antara lain, durian, pulai, petai, jengkol, meranti dan masih banyak lainnya. Usai menanam, rombongan melihat lokasi pembibitan yang juga disediakan pihak ketiga. puluhan ribu bibit tumbuh subur di sini. 

Jika seluruh proses RHL berakhir, dan pihak ketiga sudah menyerahkan kepada BPDASHL, maka pengelolaan selanjutnya diserahkan kepada Balai TN Tesso Nilo. 

''Kalau sudah diserahkan ke Balai TN Tesso Nilo dan pohon sudah berbuah, silakan masyarakat memanfaatkan hasilnya sebaik mungkin. RHL ini luas dan bibit yang ditanam ratusan ribu, bahkan jutaan. Tanaman kehidupan, berbuah lagi. Sayang kalau tidak dimanfaatkan. Tapi, masyarakat juga harus menjaga TN Tesso Nilo  ini. Jangan sampai rusak dan terbakar,'' harap Kepala Balai Tntn, Hansen.

Laporan: Kunni Masrohanti (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook