FENOMENA DI KUANSING

Bukit Piramid Disebut-Sebut Peninggalan Kerajaan Tertua

Kuantan Singingi | Sabtu, 28 September 2019 - 09:38 WIB

Bukit Piramid Disebut-Sebut Peninggalan Kerajaan Tertua
Bukit mirip piramida di Desa Pantai, Kecamatan Kuantan Mudik yang diambil menggunakan drone, beberapa waktu lalu (HENDRA S JAYA FOR RIAU POS)

TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) -- Awal bulan ini Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) dihebohkan dengan penemuan bukit berbentuk piramida di Desa Pantai, Kecamatan Kuantan Mudik. Bukit ini diduga dari zaman lampau. Disebut-sebut peninggalan kerajaan tertua yang konon pernah ada. Yakni Kerajaan Pinang Merah, pecahan Kerajaan Kandis.

Penemunya adalah Hendra S Jaya. Pemuda yang aktif di pilot drone Riau itu secara tidak sengaja menemukan bukit itu bersama anggota kelompok tani hutan (KTH) Pantai Indah Utama saat melakukan pembuatan profil desa menggunakan drone.

"Awalnya biasa saja. Tapi setelah dilihat berulang kali video yang diambil itu, ternyata ada yang aneh. Bukitnya kok seperti ini. Seperti piramid," ungkap Hendra kepada Riau Pos saat meninjau lokasi bukit itu pada, Ahad (8/9).

Selain bersama Hendra, Riau Pos ke lokasi juga didampingi Kepala Seksi Destinasi Wisata Nasjuneri Putra ST, pemerhati sejarah yang juga Kepala SMAN Pintar Riau Fahmilus MPd. Berikutnya Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Pantai Indah Utama, Jufri Ariantoni beserta para pemangku adat desa setempat.


Untuk menjangkau puncak bukit itu tidak mudah. Melewati kawasan hutan. Jalannya terjal, berbukit curam. Setiap pengunjung harus melintas di sela-sela pepohonan hutan. Hanya ada ruang untuk pejalan kaki. Terlihat di kiri dan kanan sebagiannya ada lembah yang ditumbuhi pepohonan besar mengharuskan pejalan kaki ekstra hati-hati. Nyaris tidak ada jalan yang datar ditemui. Dengan menempuh perjalanan diperkirakan hampir 2 km menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam.

Jika dari Kota Telukkuantan menghabiskan waktu sekitar 3 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat. Dari Telukkuantan menuju Kuantan Mudik menghabiskan waktu sekitar 30 menit. Melewati jembatan Lubuk Jambi, Kuantan Mudik. Perjalanan berlanjut. Sebelum Pasar Lubuk Jambi didapati simpang ke kiri. Itu jalan menuju Desa Pantai. Masih bisa dijangkau dengan kendaraan apa pun.

Menempuh perjalanan sekitar satu jam. Tiba di Kantor Kepala Desa Pantai. Tim disambut Pj Kepala Desa Pantai, Idson beserta perangkat desa lainnya. Dari Kantor Kepala Desa Pantai perjalanan masih bisa menggunakan mobil jenis minibus. Menempuh perjalanan sekitar 30 menit. Tim dihadapkan dengan persimpangan antara jalan umum yang berbentuk rigid. Dengan jalan perusahaan penuh bebatuan. Di tengah luasnya perkebunan sawit milik PT Tri Bakti Sarimas (TBS), perjalanan terus terus berlanjut. Menempuh perjalanan sekitar 20 menit baru tiba di lereng bukit. Persisnya di kawasan sempadan antara kebun sawit milik perusahaan dengan kawasan hutan lindung yang dikelola KPHL Bukit Betabuh, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Riau.

Di kaki bukit, ada sebuah sungai dengan air yang jernih mengalir deras. Airnya pun sejuk dan terlihat bersih untuk berwuduk. Rombongan pun makan dan salat sembari menunggu kedatangan Sekretaris Daerah (Sekda) Kuansing Dr H Dianto Mampanini SE MM beserta istri untuk menjajal beratnya medan menjangkau puncak bukit tersebut. Kali ini tidak bisa lagi memakai mobil. Namun masih bisa menggunakan kendaraan roda dua. Itu pun tidak mudah. Kemiringannya agak tegak. Hanya sekitar 300 meter, tim dan rombongan tiba di posko atau panggung KTH Pantai Indah Utama. Sepeda motor pun diparkir. Perjalanan berat dan menantang pun menunggu. Hanya dengan berjalan kaki. Bermodalkan tongkat kayu dari alam. Tim pun melanjutkan perjalanan. Menempuh perjalanan sekitar 700 meter lagi, membuat energi terkuras. Bukit ibarat dipanjat. Terpeleset sedikit saja. Tubuh pun bisa rebah menggulung menuruni bukit.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook