"Dulu ada istilah Tungku Tigo. Bisa jadi ini yang dimaksud Tungku Tigo," katanya.
Sementara pemerhati sejarah Fahmilus meyakini, bahwa tungku tigo yang dimaksud dalam sejarah di kawasan ini adalah bukit-bukit yang memang posisinya seperti tungku.
"Tiga bukit ini kan seperti tungku. Coba lihat," katanya sambil menunjuk bukit-bukit itu.
Fahmilus berpendapat, bukit berbentuk piramida ini adalah peninggalan dari Kerajaan Pinang Merah. Berdiri sekitar abad kedua masehi. Dan setelah Pinang Merah, lahir pula Kerajaan Kuantan di Sintuo.
"Jadi, saya meyakini bukit berbentuk piramida ini benar adanya. Dan saya yakin ini adalah peninggalan Pinang Merah. Pecahan dari Kerajaan Kandis," ungkap Fahmilus.
Pj Kepala Desa Pantai Idson juga berharap demikian sehingga bukit piramida yang ditemukan di wilayah desanya supaya secepatnya dipastikan statusnya.
"Sebelum ini kami tidak tahu. Ternyata ada penemuan bukit aneh. Yang berbentuk piramida. Ini harus diungkap. Kami mohon ada tindakan dari pemerintah," harapnya.
Seiring dengan itu, jauh dari lokasi bukit piramida, warga setempat menemukan dua buah batu nisan di dekat pos kepolisian di Kawasan Pasar Bentuknya berbeda. Ada yang menggunakan ukiran dengan menggunakan tulisan Melayu Kuno. Dan bentuk lainnya.
"Memang ini ada kesamaan dengan yang saya punya. Peninggalan Kerajaan Kuantan. Ini tulisannya Melayu Kuno," kata Fahmilus.
Sementara, Pj Kades Pantai Idson mengakui, sebelumnya batu nisan ini hanya tergeletak di samping pos polisi berpuluh-puluh tahun. Namun batu itu dibiarkan warganya.
"Sesuai info dari orang tua-tua kita, batu ini adalah nisan yang ditanam di makam raja Singapura (Bagian dari Kerajaan Johor Malaysia). Dulu. Waktu mau buat jalan si sekitar sini, alat berat selalu mati. Sehingga jalan dialihkan. Nisan tetap di situ," ungkapnya.
Potensi Wisata Baru
Sekda Dianto Mampanini optimis ditemukannya bukit piramida ini akan menambah potensi wisata di Kuansing. Hanya saja, akses ke wilayah ini perlu diperbaiki.
“Termasuk fasilitas untuk menjangkau ini harus disediakan,” katanya.
Ia meminta Dinas Pariwisata Kuansing mengusulkan penambahan armada sebagai akses untuk menjangkau kawasan tersebut. Apalagi keberadaan situs bersejarah ini nantinya banyak dilihat pihak luar. "Silakan usulkan untuk itu. Karena memang pariwisata jadi andalan kita ke depan," tegasnya.
Sedangkan Kasi Destinasi Pariwisata Kuansing, Nasjuneri Putra ST yang sudah dua kali mendaki puncak bukit ini berharap kepada KTH PIU ini membuat spot untuk pengunjung. Apalagi ini adalah kawasan Hutan Lindung yang kewenangannya ada di Pemprov Riau
"Kami hanya destinasi. Makanya kami sarankan buat tempat untuk spot foto. Kalau soal memastikan bukit, itu tergantung arkeolog. Yang jelas ini menambah destinasi wisata baru di Kuansing," jelasnya.(jps)
Editor: Arif oktafian