TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) -- Masyarakat Teratak Rendah Kecamatan Logas Tanah Darat dihebohkan dengan munculnya kawanan gajah yang berkeliaran di kebun-kebun masyarakat setempat. Kondisi ini membuat masyarakat menjadi resah.
Setelah Desa Gunung Melintang, Kecamatan Kuantan Hilir, diserang kawanan gajah pada pertengahan Maret lalu, kini giliran lahan masyarakat di Desa Teratak Rendah, Kecamatan Logas Tanah Darat yang diserang kawanan gajah.
Diperkirakan, ada 17 ekor gajah yang "meneror" masyarakat di desa tersebut. Dari data pemerintahan Desa Teratak Rendah, ada sekitar 10 hektare tanaman sawit, tempat pembibitan sawit rusak dan dua rumah gubuk warga porak-poranda.
"Ini kejadian ini baru kali pertama selama 10 tahun terakhir. Masyarakat resah. Bahkan ada yang menangis melihat kebun mereka rusak," kata Kepala Desa Teratak Rendah, Nasripan yang dihubungi wartawan, Ahad (4/4).
Kawanan gajah ini masuk ke wilayah Teratak Rendah ini, Rabu (31/3). Melihat hal ini, kata Nasripan, pihaknya di Pemerintah Desa telah mengambil langkah-langkah. Seperti melakukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau dan Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
"Katanya, hari Sabtu dan Ahad ini ada konfirmasi dari BKSDA, akan menerjunkan petugas ke lapangan. Tapi sampai sekarang belum ada. Baru dari TNTN, itupun hanya satu orang," katanya.
Selain itu, katanya, masyarakat dibantu petugas TNTN sudah melakukan berbagai upaya pengusiran agar kawanan gajah tidak merusak perkebunan masyarakat. Namun sepertinya mereka tak mau pergi.
"Kita usir dengan suara dan petasan. Tapi sepertinya tidak takut," katanya.
Meski begitu masyarakat masih terus melakukan upaya pengusiran. Bahkan tidak jarang masyarakat berhadapan langsung dengan kawanan hewan bertubuh bongsor ini.
"Gajahnya banyak. Kalau menurut hitungan kita saja ada 17 ekor," katanya.
Nasripan menduga kawanan gajah ini datang dari TNTN, pasalnya, wilayah desanya merupakan daerah penyangga TNTN yang merupakan habitat gajah liar.
Masih kata Nasripan, masuknya kawanan gajah ke lahan warga diduga akibat kawasan habitat kawanan gajah tersebut sudah rusak. Sehingga mereka melakukan mobilitasi untuk menemukan habiat baru.
"Informasinya ada pemanenan akasia. Kemungkinan tempat mereka sudah tidak ada lagi," katanya.
Ia berharap, agar persoalan ini mendapat perhatian dari pihak terkait. Agar secepatnya kawanan gajah ini bisa diusir dari wilayah desa. Sehingga tak merusak lahan masyarakat.
"Warga kami sudah resah. Kami sangat membutuhkan pertolongan agar kawanan gajah ini bisa diusir dari desa kita sehingga kerugian masyarakat tidak bertambah," harapnya.(jps)