(RIAUPOS.CO) - Tim Opsnal Mapolsek Senapelan terus melakukan penyelidikan terkait adanya tangkapan narkotika jenis sabu yang diamankan, Jumat (23/6) lalu. Sebab jaringan keduanya sampai sejauh ini masih terputus.
“Kami masih terus melakukan pengembangan,” kata Kapolsek Senapelan Kompol Agung Tri Adiyanto.
Lanjut Agung, saat ini pihaknya terus melakukan penyelidikan terkait asal usul barang haram tersebut, sementara dua orang oknum
mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Pekanbaru berinisial A (30) dan DM (23) telah diamankan.
Saat ditanya apakah kedua orang tua mahasiswa tersebut telah mengetahui hal itu, pihaknya saat ini telah memberikan informasi.
Seperti pemberitaan sebelumnya, dari tangan kedua pelaku aparat kepolisian menyita sebanyak 2,1 kilogram sabu-sabu dan 573 pil ekstasi. Setelah diinterogasi keduanya juga mengedarkan di Kota Pekanbaru termasuk di tempat hiburan malam.
Menanggapi hal tersebut, Kriminolog Riau Kasmanto Rinaldi mengatakan bahwa keberadaan narkoba dengan berbagai jenis sangat menarik bagi para pihak yang terlibat atau melibatkan diri di dalamnya. Sampai saat ini narkoba merupakan kejahatan yang “menjanjikan keuntungannya”.
Merujuk pada teori Rational Choice dalam kajian kriminologi dapat dijelaskan bahwa dalam praktik kejahatan, keuntungan merupakan suatu dasar pertimbangan atau rasionalitas pelaku untuk melibatkan dirinya. Keuntungan tersebut antara lain berupa kemudahan mentransaksikan “barang” dari sumber utama ke suitable target atau pemesan. Dengan kemudahan transaksi tersebut strategi kejahatan yang akan mereka jalankan agar berhasil jauh lebih mudah.
Dalam konteks ini narkoba bisa saja menjadi bisnis yang menjadi tren komoditas mengingat mendapatkan dan menyalurkannya mereka anggap relatif safety di Provinsi Riau dan Pekanbaru khususnya.
Kondisi dan letak geografis Kota Pekanbaru yang berdampingan dengan berbagai wilayah seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh merupakan situasi dan kondisi alamiah yang memungkinkan kejahatan ini semakin mencapai tingkat tinggi eksistensinya.
Di samping itu, keberadaan pelabuhan dan wilayah perairan seakan-akan menambah pintu masuk yang menjadi kejahatan narkoba semakin mudah masuk dan beredar.
“Namun saat ini, yang cukup membuat kita miris adalah begitu banyaknya generasi muda yang melibatkan diri dalam kejahatan ini,” ujarnya kemarin.
Keberadaan generasi muda sebagai aktor aktif dalam kejahatan ini, seakan-akan memberikan pesan bahwa narkoba sudah meracuni generasi muda.
‘‘Keberhasilan mereka ‘merekrut’ generasi-generasi milenial di satu sisi membanggakan bagi mereka dan kelompoknya namun disatu sisi menjadi ancaman serius bagi lahirnya generasi muda sebagai estafet pembangunan bangsa ini ke depannya,’’ ujarnya.(ade)
Laporan SAKIMAN, Kota